Kamis 04 Oct 2018 10:32 WIB

Satelit Perlihatkan 180 Hektare Petobo Ambles

Bangunan rusak ada 2.050 unit dan kemungkinan rusak 168 bangunan.

Permukiman di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang ditelan bumi akibat gempa.
Foto: republika/fakhtar khairon lubis
Permukiman di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang ditelan bumi akibat gempa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data citra satelit Pleiades dan Sentinel 2 memperlihatkan wilayah ambles di Petobo, Palu 180 hektare dan Jono Oge, Kabupaten Sigi 202 hektare akibat gempa 7,4 Skala Richter berpusat di timur laut Donggala pada Jumat (28/9).

Tim Tanggap Darurat Bencana Lapan di Jakarta, Kamis (4/10), mengeluarkan data bahwa berdasarkan metode visual interpretation diperoleh dari dua satelit tersebut terlihat luasan area ambles di Petobo 180 hektare dengan bangunan rusak 2.050 unit dan kemungkinan rusak 168 bangunan.

Luas wilayah ambles di Jono Oge 202 hektare dengan bangunan rusak 366 unit dan kemungkinan rusak 23 bangunan. Walaupun wilayah ambles di Jono Oge lebih luas, akan tetapi karena pemukiman jarang maka kerusakan bangunan lebih sedikit.

Data Satelit Penginderaan Jauh yang digunakan adalah data Pleiades pada 6 Juli 2018, data satelit Sentinel 2 pada 17 September 2018 (sebelum gempa) dan 2 Oktober 2018 (setelah gempa).

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan, Priyatna, mengatakan data Sentinel 2 merupakan data satelit milik Uni Eropa yang dapat diunduh secara bebas. Data Sentinel 2 memiliki resolusi spasial 10 meter untuk delineasi luas wilayah ambles, sedangkan data Pleiades untuk identifikasi kerusakan bangunan.

"Kalau untuk ukuran ambles memang dari satelit tidak terdeteksi secara spesifik," katanya.

Dia menjelaskan tim akan terus menyisir dan menghitung jumlah kerusakan dengan data satelit penginderaan jauh dari berbagai sumber, baik Stasiun Bumi Parepare milik Lapan maupun komunitas internasional.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement