Sabtu 06 Oct 2018 00:56 WIB

PAN Pertanyakan Pemanggilan Amien Rais Sebagai Saksi RS

Amien hanya sebatas sebagai pihak yang menerima informasi langsung dari Ratna.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Politikus senior, Amien Rais
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Politikus senior, Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengaku heran dan mempertanyakan langka pihak kepolisian yang memanggil Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais sebagai saksi atas kasus Ratna Sarumpaet. Aktivis perempuan itu ditetapkan sebagai tersangka penyebaran hoaks soal penganiayaan terhadap dirinya.

"Kami lihat dari kacamata yang sangat objektif bahwa yang berbohong menyatakan berita tidak benar itu satu orang, tetapi lain-lain kok sampai jadi bagian dari proses pemeriksaan ini," jelas Eddy di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (5/10).

Baca Juga

Kendati demikian, Eddy menyampaikan, bahwa PAN tetap menghormati proses hukum yang dilakukan kepolisian terhadap Ratna. Hanya saja, dia belum bertemu dengan Amien untuk membicarakan soal pemanggilannya oleh pihak berwajib atas kasus Ratna Serumpaet.

Eddy menegaskan dalam kasus ini, Amien hanya sebatas sebagai pihak yang menerima informasi langsung dari Ratna. Seperti halnya, calon presiden Prabowo Subianto yang juga sebagai korban dari Ratna Serumpaet. "Apa yang dilakukan oleh Pak Amien, apa yang dilakukan oleh Pak Prabowo itu dilihat dari aspek kemanusiaan, aspek kewajaran, dan aspek kewarasan, itu sah. Apalagi Ratna Serumpaet adalah bagian dari BPN (Badan Pemenangan Nasional) dan seorang perempuan berusia 70 tahun, pasti tersentuh untuk menolongnya," kata Eddy.

Hanya saja, Eddy eggan menduga-duga pemanggilan Amien Rais apakah ada motif politiknya. Karena bagaimanapun juga, lanjut Eddy, Amien Rais, Prabowo Subianto hanya hanya merespons cerita Ratna yang cukup menyedihkan dan membuat mereka terenyuh.

Tapi ternyata cerita yang diungkapkan adalah narasi kebohongan. Amien Rais dan Prabowo juga tidak mengetahui sebelumnya jika itu hanya khayalan Ratna belaka. "Saya tidak mau berasumsi, saya tidak mau berspekulasi. Pak Prabowo, Pak Amien sifatnya hanya merespons apa yang menjadi ungkapan dari ibu RS yang mengatakan bahwa dirinya dianiaya," terangnya.

Sebelumnya, Ratna mengakui jika dia tidak mengalami penganiayaan seperti kabar yang beredar. Ratna mengaku, lebam di wajahnya bukan karena dikeroyok, tapi murni akibat menjalani operasi plastik.

Kebohongan diciptakannya untuk memberi alasan kepada anaknya yang menanyakan perihal wajahnya yang lebam. Ratna berharap apa yang disampaikannya bisa menyanggah kabar yang mengatakan jika dia menjadi korban penganiayaan.

Betul saya ada di dokter hari itu, dan saat saya dijadwalkan pulang, lebam-lebam di wajah saya masih ada. Saya pulang membutuhkan alasan kepada anak saya dan saya jawab dikeroyok," ucap Ratna saat jumpa pers dengan media. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement