Ahad 07 Oct 2018 15:20 WIB

Dinilai Haus Kekuasaan, Ini Jawaban Prabowo

Prabowo mengaku berpolitik karena tidak rela ketidakdilan berjalan terus di Indonesia

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Karta Raharja Ucu
Calon Presiden Prabowo Subianto disambut antusias warga di Pesantren Alquran KH Abdullah Syafiie As Syafiiyah Pulo Air Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Ahad (7/10). Kedatangannya untuk menghadiri tasyakur dan haul almarhum KH Abdullah Syafiie.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Calon Presiden Prabowo Subianto disambut antusias warga di Pesantren Alquran KH Abdullah Syafiie As Syafiiyah Pulo Air Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Ahad (7/10). Kedatangannya untuk menghadiri tasyakur dan haul almarhum KH Abdullah Syafiie.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto mengungkapkan, setiap kali berada di tengah-tengah rakyat, ia merasakan getaran jiwa atau hasrat pandangan mata rakyat yang menaruh harapan besar dan kepercayaan kepada dirinya. Meskipun di sisi lain ia berkali-kali disindir, diejek dan dituduh macam-macam. Salah satunya ia dinilai haus kekuasaan.

Karena itu, Prabowo mengaku bertanya kepada diri sendiri apa benar tuduhan seperti itu. "Jawabannya, kenapa saya masih di politik karena saya tidak rela ketidakdilan berjalan terus di negara ini," kata Prabowo dalam acara tasyakur dan haul KH Abdullah Syafiie di Pesantren Alquran KH Abdullah Syafiie As Syafiiyah Pulo Air Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Ahad (7/10).

Selain itu, Prabowo mengaku masih terjun ke politik karena tidak rela banyak rakyat miskin. Terakhir masih di politik karena Prabowo menilai tidak rela segelintir orang di Jakarta mencuri kekayaan rakyat.

photo
Calon Presiden Prabowo Subianto disambut antusias warga di Pesantren Alquran KH Abdullah Syafiie As Syafiiyah Pulo Air Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Ahad (7/10). Kedatangannya untuk menghadiri tasyakur dan haul almarhum KH Abdullah Syafiie.

Prabowo menuturkan, selalu ada yang memberi saran agar pidato jangan keras-keras. Namun pada saat bertemu dengan pandangan mata rakyat, maka ia tidak bisa bersandiwara dan tidak mau bicara yang normatif atau normal-normal saja.

Terlebih, lanjut Prabowo, keadaan bangsa di mana kekayaan alam banyak diambil. Hal  itu pun ditulis dalam buku berdasarkan pengalamannya keliling Indonesia selama 14-18 tahun.

"Kalau saya diundang ke acara akan bicara apa adanya. Contohnya sistem ekonomi yang berlaku di negara kita yang keliru atau salah. Di mana sistem ekonomi ini bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa," ucap dia.

Prabowo mengatakan, sistem ekonomi hanya memperkuat yang kaya dan jumlahnya hanya segelintir orang. Selain itu kekayaan diambil ke luar negeri. Padahal apabila kekayaan diambil terus maka suatu saat negera akan kolaps atau hancur.

Ketua Umum Partai Gerindra itu mengaku merasakan dukungan yang luar biasa ketika berkunjung ke Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Ahad (7/10). "Ketika datang dan jalan di sini, saya merasakan dari pandangan dan sentuhan dengan ibu-ibu dan bapak-bapak sesuatu dukungan yang luar biasa kepada diri saya," ujar Prabowo dalam sambutannya dalam acara tasyakur dan haul di Pesantren Alquran KH Abdullah Syafiie As Syafiiyah Pulo Air. Ia menilai dukungan yang berasal dari hati rakyat ini mencerminkan kenginan serta harapan besar untuk perubahan dan perbaikan bangsa.

Sebelum ke Sukabumi kata Prabowo, sepekan yang lalu ia berada di Jawa Tengah tepatnya di daerah Rembang, Lasem, Demak, Pekalongan hingga ke Tegal. Sementara pada Sabtu (6/10) Prabowo mengunjungi pesantren Habib Rizieq Shihab di Megamendung, Bogor.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement