Senin 08 Oct 2018 04:13 WIB

Ini Respons Prabowo Atas Ejekan Dirinya Haus Kekuasaan

Prabowo masih terlibat di politik praktis karena merasakan ketidakadilan rakyat.

Calon Presiden Prabowo Subianto disambut antusias warga di Pesantren Alquran KH Abdullah Syafiie As Syafiiyah Pulo Air Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Ahad (7/10). Kedatangannya untuk menghadiri tasyakur dan haul almarhum KH Abdullah Syafiie.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Calon Presiden Prabowo Subianto disambut antusias warga di Pesantren Alquran KH Abdullah Syafiie As Syafiiyah Pulo Air Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Ahad (7/10). Kedatangannya untuk menghadiri tasyakur dan haul almarhum KH Abdullah Syafiie.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan dirinya tidak haus kekuasaan. Prabowo masih terlibat dalam politik praktis karena dirinya tidak rela ketidakadilan berjalan terus di negara ini dan masih banyak rakyat yang masih miskin.

"Saya berkali-kali disindir dan diejek serta dituduh yang macam-macam, mereka mengatakan bahwa saya haus kekuasaan. Saya bertanya kepada diri saya sendiri apa benar seperti itu, kenapa saya masih di politik karena tidak rela keadilan terus berjalan terus di negara dan masih banyak rakyat yang miskin serta tidak rela segelintir orang di Jakarta mencuri kekayaan bangsa ini," tegasnya saat memberikan sambutan di Haul KH Abullah Syafi'ie di Ponpes As-Syafi'iyah Pulo Air Kabupaten Sukabumi, Jabar, Ahad (7/10).

Menurutnya, dirinya tetap berada di politik karena setiap kali datang ke suatu tempat di Indonesia, pandangan matanya selalu tergerak dan tidak bisa bersandiwara di depan rakyat serta berbicara yang normatif saja. Karena memang keadaan yang ia lihat seperti kekayaan Indonesia dicuri dan diambil.

Bahkan, kata Prabowo, hasil dari keliling Indonesia selama 18 tahun ia tuangkan dalam buku. Sehingga, jika dirinya diundang olah siapa pun akan berbicara apa adanya.

Prabowo menegaskan, sistem ekonomi yang dianut negara ini menggunakan sistem yang keliru atau salah. Sistem ekonomi ini bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa ini.

"Sistem ekonomi yang dibuat saat ini yang kaya hanya segelintir orang saja, serta sistem ekonomi membuat kekayaan Indonesia diambil keluar negeri. Sehingga orang seperti saya ini tidak disukai oleh elite, maka dari itu saya ingin menggugah rakyat agar sadar bahwa apabila kekayaan bangsa kita diambil terus suatu saat negara kita akan kolaps atau hancur," tambahnya.

Prabowo menyebutkan, negara ibarat badan dan kekayaan bangsa ibarat darah. Jika darah diambil dari badan setiap harinya di ujungnya badan akan kolaps. Sama dengan bangsa Indonesia, jika kekayaan yang berlimpah ini diambil terus bagaimana ke depannya.

"Setiap kali saya berada di kalangan rakyat selalu merasakan getaran jiwa, hasrat dan pandangan mata memberi tahu kepada saya ada harapan besar dan kepercayaan kepada diri saya. Dan selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar tidak mengecewakan harapan dan kepercayaan rakyat yang telah diberikan," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement