Senin 08 Oct 2018 22:07 WIB

BEKRAF Dukung Kreator Lokal Lewat KATAPEL

Program KATAPEL dibentuk karena tingkat kesadaran intellectual property sangat rendah

Rep: MGROL 111/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Robby Wahyudi CEO Danumaya Dipa, Ricky Pesik Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Grace Koesnadi Executive Directur Danumaya Dipa, Bambang Sutedja Direktur Medialink Animation Ltd Asia Tenggara, Bonifasius Wahyu Pudjianto Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri, Ardian Elkana Ketua Umum Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia, Mayumi Haryoto CEO Danumaya Dipa (kiri ke kanan)
Foto: MGROL 111
Robby Wahyudi CEO Danumaya Dipa, Ricky Pesik Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Grace Koesnadi Executive Directur Danumaya Dipa, Bambang Sutedja Direktur Medialink Animation Ltd Asia Tenggara, Bonifasius Wahyu Pudjianto Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri, Ardian Elkana Ketua Umum Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia, Mayumi Haryoto CEO Danumaya Dipa (kiri ke kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Ekonomi Kreatif mengadakan KATAPEL dalam rangka mendukung kreator lokal yang merupakan program pelatihan pemasaran untuk mendapatkan lisensi IP kreatif Indonesia. Hal ini dilakukan karena banyaknya kreator lokal yang tidak mendaftarkan lisensi IP mereka.

“Baru 7,25 persen, ini tingkat kesadaran registrasi IP di Indonesia sangat rendah,” ujar CEO Danumaya Agency Robby Wahyudi, di Jakarta, Senin (8/10).

Padahal penjualan IP atau intellectual property merupakan ujung tombak dari sebuah ekonomi kreatif yang mana ada tiga cara memonetisasi IP yakni dengan jual putus, jual lisensi, atau jual franchise. Apalagi bisnis industri kreatif sangat mengandalkan kekuatan kapitalisasi hak atas kekayaan intelektual untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi yang dominan.

Ditambah lagi sudah banyak kreator lokal yang menurut CEO Danumaya Agency Mayumi Haryoto sudah hebat dan bahkan dipekerjakan oleh perusahaan luar. "Sementara di satu sisi kita juga lihat banyak praktisi-praktisi yang sudah profesional di Indonesia sering meng-handle IP luar, tapi lucunya mereka nggak pernah ketemu, nih. Maka kami berharap mereka bisa saling bertukar ilmu, dan bisa menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan IP di Indonesia," ujar Mayumi.

Menurut Robby pula melalui lisensi para kreator lokal bisa masuk ke dalam pasar yang sudah ada dari para pelaku industri dan bisa mendapatkan royalti dari penyebaran brand mereka. Untuk itulah KATAPEL ini dilaksanakan sebagai wujud usaha BEKRAF dalam menjembatani kreator lokal untuk memperkuat nilai jual di dalam pun di luar negeri.

“KATAPEL ini adalah sebuah langkah strategis yang tepat sekali yang harus dimulai tidak hanya dari BEKRAF tapi oleh semua pemangku kepentingan di Indonesia,” kata Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Ricky Joseph Pesik.

KATAPEL ini juga merupakan bentuk kerjasama dari BEKRAF dengan Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia (AINAKI) yang didukung pula oleh Danumaya Dipa, Konsultan IP Kreatif. Maka dari itu BEKRAF mengajak semua pelaku kreatif, kreator lokal atau pun mitra bisnis dari para kreator dari berbagai bidang terkhusus di bidang animasi, film, komik dan gim untuk mendaftar di program KATAPEL.

Program ini sudah dibuka pendaftarannya sejak hari ini 8 Oktober sampai 17 Oktober yang mana akan mengikuti tahap seleksi untuk mengerucutkan peserta sebanyak 50 IP atau peserta yang nantinya akan mengikuti kursus kilat selama enam hari. Kursus kilat ini juga akan diisi dengan pemateri yang akan membahas strategi.

Mayumi menambahkan kursus kilat ini berfungsi untuk menyamakan cara berpikir para kreator dengan menemukan mereka dengan para ahli lisensi. “Pola pikirnya lebih terbuka jadi jangan mentok bikin IP saja tapi lantas IP-nya mau dibawa ke mana,” kata Mayumi.

Kursus kilat ini ada tiga fase yaitu Create Your IP yang mana di sini membahas apa saja yang harus dipikirkan dalam membangun IP, yang kedua Manage Your IP di sini akan dibahas masalah legal atau hak ekonomi bagi kreator lokal, dan yang ketiga Market Your IP akan dibahas intellectual asset managemen.

Selanjutnya dari kursus kilat tersebut akan dipilih 15 peserta untuk mengikuti demo day dan kemudian dikerucutkan lagi menjadi lima yang terpilih untuk mengikuti Hongkong Licensing Show dan Trade Show berskala internasional. Tidak hanya itu, lima terpilih juga akan didampingi atau dimentori selama setahun untuk membangun IP mereka.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement