REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sejak sepekan terakhir, warga di Kabupaten Cilacap bagian barat dihebohkan dengan munculnya sumur berupa kawah kecil. Sumur tersebut memiliki diameter 40 cm dengan lubang yang makin ciut ke dalam. Di kedalaman sekitar 50 cm, air menyerupai lumpur bergolak seperti ada udara yang dilepaskan dari dasar sumur.
Sumur tersebut, ditemukan warga di areal lahan miliki Perhutani Petak 27, Dusun Gayamsari, Desa Rawajaya Kecamatan Bantarsari Cilacap Kabupaten Cilacap. ''Keberadaan sumur tersebut, ditemukan warga yang sedang menggarap lahan tersebut sekitar 10 hari lalu,'' kata Sekretaris Desa Rawajaya, Nurman Soleh, Selasa (9/10).
Sejauh ini, kata dia, keberadaan sumur menyerupai kawah tersebut tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Warga yang menonton keberadaan sumur tersebut, juga tidak merasakan gangguan kesehatan. ''Mungkin ada gas yang dikeluarkan dari sumur tersebut. Namun sejauh ini, tidak membahayakan warga,'' katanya.
Temuan tersebut, menurutnya, juga sudah dilaporkan ke pihak kantor kecamatan yang kemudian diteruskan ke pihak kabupaten. Petugas gabungan dari Kecamatan Bantarsari dan UPT PSDA Jeruklegi, jugas sudah mengevek keberadaan sumur tersebut. Namun mengingat keterbatasan alat, belum dapat dipastikan jenis gas yang dikeluarkan dari dalam sumur tersebut.
''Anggota tim juga sempat mencoba menyalakan ranting yang ujungnya dibakar di atas sumur. Namun ternyata tidak menimbulkan api yang berkobar, sehingga dipastikan tidak ada gas metana,'' jelasnya.
Sedangkan saat diperiksa suhu airnya, Nurman menyebutkan, suhu airnya juga tidak terasa panas atau dingin. ''Suhu airnya normal saja. Sedangkan saat dicicipi, airnya terasa tawar dan tidak asin,'' katanya.
Meski demikian, dia mengaku telah meminta warga desanya untuk berhati-hati saat melihat keberadaan sumur tersebut. Pemerintah desa juga sudah membuat batas berupa tali rafia di sekeliling sumur. Sedangkan untuk mengetahui lebih jauh mengenai masalah sumur tersebut, pihaknya masih menunggu pengarahan lebih lanjut dari Pemkab Cilacap.
Ketua Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman, Siswadi Kastari, keberadaan sumur mirip kawah tersebut diperkirakan masih berhubungan dengan sistem rawa belakang (back swamp) Segara Anakan dan dataran banjir dari Cungai Citandui.
''Dengan demikian, meski di bagian atas kering, tetapi dibagian bawah terdapat lapisan endapan rawa yang kaya akan kandungan zat organik. Endapan yang kaya zat organik ini mengalami penguraian (decomposition) yang bisa menghasilkan gas-gas organik,'' jelasnya.
Menurutnya, endapan rawa berupa lumpur yang mengandung gas-gas organik tersebut bisa saja muncul kepermukaan, karena perbedaan tekanan. Lumpur dan gas tersebut keluar melalui rekahan tanah atau bagian yang lemah dari tanah. ''Dalam geologi sering disebut dengan istilah Mud Volcano,'' katanya.
Dia menyebutkan, gas muncul bisa beragam jenis, baik jenis metana, gas CO, CO2, H2S dan HS. ''Untuk itu, lebih baik di sekitar lokasi tetap diamankan sampai ada penelitian lebih lanjut mengenai jenis gas yang muncul,'' kata dia.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement