Sabtu 13 Oct 2018 01:06 WIB

Pemimpin Palestina Tolak Kerja Sama dengan Utusan PBB

Utusan Khusus PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov tidak dapat lagi diterima

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Utusan Khusus PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov.
Foto: Wikipedia
Utusan Khusus PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Ahmed Majdalani mengatakan, para pemimpin Palestina tidak akan lagi bekerja sama dengan utusan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ahmed yang merupakan anggota komite eksekutif PLO mengaku telah memberitahu Sekretaris Jenderal PBB  bahwa Utusan Khusus untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov tidak dapat lagi diterima Pemerintahan Palestina.

"Mladenov telah melampaui perannya saat mencari kesepakatan antara Israel dan faksi Palestina Hamas yang mengontrol Gaza, Hamas," katanya seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Jumat (12/10) lalu. Ia menambahkan, tindakan Mladenov berdampak pada keamanan nasional Palestina dan persatuan rakyat Palestina.

Kendati demikian, belum ada komentar langsung dari Mladenov atau konfirmasi dari PBB.

Namun duta besar Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan, setelah Palestina menolak Israel, tidak menerima Amerika Serikat, dan sekarang giliran PBB mengalami nasib yang sama. "Dalam keputusan ini, Abu Mazen (Presiden Palestina Mahmoud Abbas) terus memimpin otoritas Palestina terkait isolasi internasional yang pada akhirnya merugikan Palestina," ujarnya.

Mladenov bersama Mesir berupaya menemukan solusi gencatan senjata jangka panjang antara Hamas dan Israel. Namun upaya itu dilakukan tanpa melibatkan pemerintahan Palestina yang diakui internasional. Hal tersebut membuat marah para politikus Palestina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement