Selasa 16 Oct 2018 00:17 WIB

Seluruh Kecamatan di Sukabumi Rawan Bencana

Di musim kemarau, bencana longsor dan pergerakan tanah masih terjadi.

Tim SAR mengevakuasi jenazah yang tertimbun tanah longsor di Kampung Cimerak, Desa Tegalpanjang, Sukabumi, Jawa Barat.
Foto: Antara/Budiyanto
Tim SAR mengevakuasi jenazah yang tertimbun tanah longsor di Kampung Cimerak, Desa Tegalpanjang, Sukabumi, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bupati Sukabumi, Marwan Hamami mengatakan dari hasil pemetaan dan pendataan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) seluruh kecamatan di daerah itu yang berjumlah 47 merupakan daerah rawan bencana.

"Rawan bencana tersebut masuk dalam resistensinya yang sangat tinggi. Ini yang harus diwaspadai oleh semua pihak khususnya masyarakat yang tinggal di daerah rawan tersebut," katanya di Sukabumi, Senin (15/10).

Bencana yang paling rawan terjadi di Sukabumi adalah longsor, banjir, angin ribut, kebakaran, kekeringan hingga gempa bumi. Ini yang perlu diwaspadai karena bencana bisa datang kapan saja dan tanpa mengenal waktu maupun tempat.

Bahkan, di musim kemarau saja bencana longsor dan pergerakan tanah masih terjadi, sementara di musim penghujan kebakaran pun kerap melanda. Sehingga perlu diwaspadai oleh semua pihak yang tujuannya meminimalisasi dampaknya.

Namun, ada juga bencana yang disebabkan oleh ulah tangan manusia seperti longsor diakibatkan penebangan hutan secara ilegal, banjir yang diakibatkan resapan air berkurang dan semakin sempitnya aliran sungai yang disebabkan maraknya pembangunan di bantaran sungai.

Masyarakat yang tinggal di daerah rawan boleh memanfaatkan potensi seperti di sekitar hutan atau pegunungan namun jangan sampai merusaknya sebab imbasnya akan dirasakan warga sekitar. "Maka dari itu dengan adanya TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) membantu kami (pemerintah) dalam memberikan penyuluhan tentang antisipasi terjadinya bencana," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement