REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kebakaran hutan yang terjadi di lereng gunung Merbabu di wilayah Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang sejak Ahad (14/10) ditengarai dipicu faktor kelalaian pendaki. Ironisnya, kebakaran kawasan savana ini justru terjadi saat Gunung Merbabu ditutup untuk segala aktivitas pendakian sejak 8 Oktober hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Informasi yang berkembang di sini tampaknya seperti itu," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Jawa Tengah, Sugeng Riyanto, Senin (15/10).
Ia menjelaskan, jarak lokasi kebakaran di lereng Merbabu ini jelas jauh dari pemukiman penduduk. Selain itu juga api kali pertama muncul di sekitar Pos 2 pendakian, jalur Tekelan.
"Sehingga patut diduga karena kelalaian dari para pendaki, yang selama ini terus kami imbau untuk bersama-sama apalagi, masih ungkap ikut bertanggung jawab dalam menjaga keamanan hutan Merbabu," ujarnya.
Apalagi, lanjut Sugeng, seluruh aktivitas pendakian gunung Merbabu telah ditutup dari segala aktivitas pendakian. Artinya, meski telah ditutup masih ada pendaki yang nekat.
Menurutnya, ini perlu menjadi evaluasi dan harus ditelusuri. Walaupun sudah ditutupnya sejak 8 tetapi masih juga kecolongan.
"Makanya, apakah ini merupakan kesengajaan atau kelalaian, kami belum bisa bicara," katanya.
Sementara itu, peluang dukungan water bombing untuk memadamkan kebakaran di lereng Merbabu semakin kecil. Operasional water bombing terkendala oleh ketersediaan anggaran.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM), Edi Sutiyarto mengaku, soal permohonan dukungan water bombing, sudah disampaikan ke pusat. Dalam hal ini Direktorat Jenderal (Ditjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) dan tembusannya kepada Ditjen pengendalian Perubahan Iklim (PPI).
Namun, apakah permohonan dukungan water bombing untuk mengatasi kebakaran Gunung Merbabu bisa dipenuhi, Edi mengaku belum bisa memastikannya. "Karena tadi saya telepon, kasubditnya mengatakan, anggaran operasional water bombing katanya sudah habis, untuk ngebom karhutla di luar Jawa," katanya.
Oleh karena itu, perihal dukungan water bombing guna membantu memadamkan api di lereng Merbabu disebutnya masih belum jelas. Namun, BTNGM berharap permohonan ini bisa dipenuhi.
"Tolonglah, bagaimana caranya. Karena kebakaran lereng Gunung Merbabu ini sudah semakin meluas dan kian mendekati Pos IV, jalur pendakian," katanya.