Rabu 17 Oct 2018 15:42 WIB

Bau Bangkai Merebak dari Sungai Cisarua

Bau itu berasal dari bangkai ayam yang dibuang pedagang ke sungai.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Karta Raharja Ucu
Sungai Tercemar (ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sungai Tercemar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sungai Cisarua tercemar bangkai ayam milik pedagang yang berjualan di Pasar Cisarua, Puncak, Bogor. Akibatnya bau tidak sedap merebak dari Sungai Cisarua akibat banyaknya darah, bangkai ayam dan sampah.

Pembuangan limbah ke Sungai Cisarua itu sudah berlangsung selama empat bulan. Namun Kepala Bidang Penegakan Hukum dan Pemulihan Lingkungan (PHPL) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor Budi Mulyawan mengaku baru mengetahui masalah itu dari pemberitaan Republika edisi Selasa (16/10).

Ia berjanji akan menangani masalah pencemaran di Sungai Cisarua. "Kami lakukan pengecekan terlebih dahulu, itu selokan atau apa," ucap Budi saat dikonfirmasi, Selasa (16/10).

Budi menambahkan, pemeriksaan lapangan akan dilakukan secepatnya untuk membuktikan apakah yang tercemar baru di sekitar selokan atau aliran utama Sungai Cisarua. Karena itu, Budi enggan menduga-duga sampai mendapatkan informasi resmi dari jajarannya. "Dilihat dan dicek dulu," ujar Budi.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, kata Budi menjelaskan, sedang berfokus menangani pencemaran di Sungai Cileungsi. Dari hasil inspeksi mendadak (sidak), terbukti air berwarna hitam akibat tercampur limbah perusahaan yang langsung dibuang tanpa diolah. Hingga kini, pihaknya sudah menyegel sembilan perusahaan karena instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang dimiliki bermasalah.

Target harus selesai secepat-cepatnya. Kami menekan cepat pada perusahaan yang disegel. "Tiap ada informasi (baru), kami lanjutin," ujarnya.

Kalau persoalan pencemaran Sungai Cileungsi sudah selesai, Budi menegaskan, lembaganya akan menangani masalah di Sungai Cisarua. Meski begitu, ia mengakui, sangat banyak terjadi pencemaran lingkungan, khususnya di wilayah sungai yang mengalir di Kabupaten Bogor.

Budi menambahkan, terbatasnya tenaga membuat penanganan pencemaran dilakukan satu persatu dengan skala prioritas. "(Sebenarnya) ingin cepat selesai semuanya," ujarnya.

Sungai yang mengalir di Kabupaten Bogor bukan hanya Sungai Cisarua. Sungai Cileungsi dan Cimatuk sudah lebih dulu dipastikan terkena limbah industri.

Anggota Komisi IV DPRD Ka bupaten Bogor, Egi Gunadhi Wibhawa, mendesak DLH untuk bersikap tegas dengan perusahaan yang terbukti mencemari lingkungan. Menurut dia, operasional perusahaan yang disegel itu hanya memikirkan keuntungan saja tanpa memikirkan masyarakat yang terkena dampak pembuangan limbah sembarangan.

"Saya nanti berkoordinasi de ngan Komisi III akan melakukan panggilan perusahaan- perusahaan yang melakukan pen cemaran, ujar Egi. Dia bisa memaklumi, DLH sangat kerepotan menangani pencemaran di sungai lantaran selain tenaga terbatas, juga anggarannya sangat kecil.

Terkait pencemaran di Sungai Cisarua, Egi mengingatkan para pedagang pasar untuk tertib. Mereka hendaknya diimbau untuk tidak membuang sampah dan bangkai ayam sembarangan. "Harus segera ditangani, pedagang pasar dikumpulin, jangan buang sampah di situ," ucap politikus PDIP itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement