REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menargetkan menjadi juara kedua dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Poprov) Jawa Tengah XV 2018. Pada Porprov XIV 2013 di Banyumas, Kota Solo juga menjadi juara kedua.
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Solo, Gatot Sugihartono, mengatakan, pada Porprov XV 2018 ini KONI Solo menurunkan 650 atlet. Dari 46 cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan, para atlet dari Kota Bengawan bertanding di 45 cabor. Satu cabor yang tidak diikuti yakni cabor dayung.
"Target runner up saja seperti Porprov kemarin. Perolehan medali belum," ujarnya.
Perolehan medali yang diraih atlet dari Solo pada Porprov XIV 2013, masing-masing 65 medali emas, 79 medali perak dan 82 medali perunggu.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, target Kota Solo dalam Porprov kali ini minimal bertahan di urutan kedua.
Seperti Porprov sebelumnya, Pemkot Solo juga menjanjikan bonus kepada para atlet yang meraih medali di Porprov XV. Pada Porprov XIV 2013, Pemkot Solo menganggarkan Rp 7 miliar untuk bonus atlet. Kala itu, peraih medali emas mendapat bonus Rp 20 juta.
"Bonusnya minimal seperti Porprov kemarin. Namun nanti bonusnya dianggarkan pada 2019 karena kita tidak tahu akan mendapat berapa medali," kata Rudy.
Di sisi lain, Rudy juga menyoroti tentang maraknya jual-beli atlet saat perhelatan pesta olahraga termasuk Porprov. Dia mengaku telah menghadap Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk mengajak agar Porprov ke depan tidak perlu ada jual beli atlet dan kepindahan atlet.
"Karena kita sudah susah payah membina tapi saat Porprov ikut daerah lain bahkan sampai dengan PON pun melakukan hal yang sama," ujar Rudy.
Karenanya, dia memiliki gagasan untuk melakukan pembinaan atlet di daerah masing-masing. Modelnya, harus ada kesepakatan kalau tidak minta izin KONI dan kepala daerah, atlet itu tidak bisa mengikuti kegiatan tesebut. Kecuali jika sudah masuk tingkat nasional untuk bertanding di ajang internasional dinilai tidak ada masalah.