REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan 1 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Danau Toba, Sumatera Utara pada 2019. Dari kunjungan tersebut, diprediksi devisa yang didapatkan Indonesia mencapai Rp 16 triliun. Target ini hampir lima kali lipat lebih banyak dibanding tahun 2017 yang hanya mencatatkan 261 ribu kunjungan.
Asisten Deputi Bidang Pemasaran Area I Kemenpar Ida Fahimawati mengatakan, untuk mencapai target tersebut, pemerintah melakukan berbagai upaya pengembangan. Di antaranya menyiapkan destinasi untuk atraksi budaya, alam dan atraksi buatan serta kemudahan aksesibilitas. "Tidak kalah penting, tersedianya amenitas, baik berupa hotel, restoran dan sarana pendukung lain," ucapnya saat membuka acara Sales Mission Danau Toba di Hotel Sheraton Jakarta, Jumat (19/10).
Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan strategis dalam promosi melalui branding, advertising dan selling juga dilakukan. Menurut Ida, promosi menjadi aspek prioritas mengingat perananya sebagai platform mengenalkan produk destinasi ke masyarakat internasional maupun domestik.
Salah satu upaya promosi dilakukan melalui Sales Mission Danau Toba yang akan diadakan di beberapa kota termasuk Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan Jakarta. Ida menjelaskan, pelaku usaha dari Danau Toba dan sekitarnya mempromosikan produknya melalui stand-stand yang disediakan pemerintah. "Mereka menjadi seller-nya. Buyer-nya adalah masyarakat Jakarta, entah itu individual maupun kelompok," tuturnya.
Ida menjelaskan, Kemenpar tidak memiliki target transaksi pasti dalam kegiatan sales mission di Jakarta. Tapi, diperkirakan, angka transaksi tidak akan jauh berbeda dari pelaksanaan Sales Mission Danau Toba di Yogyakarta dan Surabaya sebelumnya. Jumlah transaksi pada table top di kedua kota mencapai Rp 8, miliar dan Rp 9,3 miliar.
Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Lokot Ahmad Enda mengatakan, Danau Toba sendiri merupakan bagian dari kawasan strategis pariwisata nasional dan satu dari 10 destinasi prioritas yang ditetapkan pemerintah. Tahun ini, Danau Toba juga ditetapkan sebagai satu dari empat destinasi super prioritas bersama dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Borobudur dan Labuan Bajo.
Sebagai destinasi super prioritas, Danau Toba akan terus dikembangkan untuk membantu target pemerintah, yakni 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019. Pengembangan terbaru adalah melengkapi Danau Toba dengan penerbangan internasional di bandaranya, Silangit. "Pada akhir Oktober nanti, salah satu maskapai penerbangan akan memulai penerbangan Kuala Lumpur-Silangit," ujarnya.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumatera Utara Solahudin Nasution menjelaskan, akses di sekitar Danau Toba sudah siap dalam menyambut target 1 juta wisman pada 2019. Jalan tol menuju Bandara Silangit telah dibangun untuk mempercpat askes dalam maupun luar kota di Danau Toba dan sekitarnya.
Dari berbagai paket yang ditawarkan, Solahudin menyebutkan, paket favorit wisman di Danau Toba adalah paket wisata Medan, Parapat dan Berastagi. "Kami mengajak mereka untuk keliling tiga daerah ini selama empat hari tiga malam," ujarnya.
Menurut Solahudin, kini Asita Sumut tengah fokus pada diversifikasi produk wisata yang ditawarkan ke wisman. Dengan adanya Bandara Silangit, paket wisatanya berawal dari tur Danau Toba, Samosir dan mengarah ke bagian selatan hingga menyusui Hutan Ginja yang selama ini masih belum terpromosikan dengan baik. Untuk tujuan akhirnya, bisa diarahkan ke Silangit maupun Bandara Kualanamu.
Solahudin menuturkan, tantangan terbesar pengembangan pariwisata Danau Toba adalah pembangunan daerah-daerah di sekitarnya. Sebab, sampai saat ini, menjual Danau Toba sebagai single destination masih terbilang sulit. "Oleh karena itu, kami kerap integrasikan kawasan ini dengan daerah lain sebagai satu paket destinasi," tuturnya.