Ahad 21 Oct 2018 16:12 WIB

PM Denmark Ragukan Keterangan Saudi Soal Khashoggi

Inggris mendesak pihak yang bertanggung jawab segera diadili.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Budi Raharjo
Sejumlah jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10/2018).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Sejumlah jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen meragukan keterangan resmi Arab Saudi perihal tewasnya jurnalis Jamal Khashoggi. Menurutnya, terdapat beberapa hal yang belum diungkap dalam kasus tersebut.

“Fakta bahwa Saudi semalam (Jumat) menegaskan dia (Khashoggi) meninggal, setelah sebelumnya bersikeras (menyatakan Khashoggi) meninggalkan konsulat hidup-hidup, menunjukkan bahwa kita belum diberi tahu kebenaran sepenuhnya,” kata Rasmussen pada Sabtu (20/10), dikutip laman Anadolu Agency.

Menurutnya, dunia harus menuntut kebenaran perihal kasus tewasnya Khashoggi. “Kita harus bersikeras untuk mendapatkan hal itu,” ujar Rasmussen.

Selain Rasmussen, beberapa negara Eropa, termasuk Uni Eropa, telah menuntut hal yang sama kepada Saudi. Kanselir Jerman Angela Merkel dan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas meminta Saudi memberikan penjelasan menyeluruh dan masuk akal perihal kasus Khashoggi.

“Kami mengharapkan tranparansi dari Arab Saudi mengenai keadaan di belakang kematian Khashoggi. Informasi yang diberikan Arab Saudi saat ini tidak cukup,” kata Merkel dan Maas dalam sebuah pernyataan bersama pada Sabtu.

Sementara Inggris mendesak pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi segera diadili. London pun tengah mempertimbangkan langkah apa yang akan diambilnya terhadap Riyadh. 

“Kami mempertimbangkan laporan Saudi dan langkah kami selanjutnya. Seperti yang dikatakan menteri luar negeri, ini adalah tindakan yang mengerikan dan mereka yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab,” kata Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini menyerukan penyelidikan menyeluruh, kredibel, dan transparan atas tewasnya jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi. Ia menilai kasus Khashoggi telah melanggar konvensi Wina 1993 tentang hubungan konsuler.

“Uni Eropa, seperti para mitranya, menekankan perlunya investigasi menyeluruh, kredibel, dan transparan yang berkelanjutan, memberi penjelasan yang tepat mengenai keadaan pembunuhan dan memastikan akuntabilitas penuh dari semua pihak yang bertanggung jawab,” kata Mogherini,

Khashoggi, jurnalis Saudi yang kini menjadi kolumnis di the Washington Post, dilaporkan hilang saat mendatangi gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Pejabat kepolisian Turki mengklaim bahwa Khashoggi telah dibunuh di dalam gedung konsulat. Namun tudingan tersebut segera dibantah oleh pejabat konsulat Saudi di Istanbul. 

Setelah menyangkal terlibat dan enggan memberikan pernyataan resmi terkait kasus hilangnya Khashoggi, Saudi akhirnya buka suara. Riyadh mengakui Khashoggi tewas di gedung konsulatnya di Istanbul, Turki.  

Namun, mereka membantah Khashoggi tewas dibunuh dan dimutilasi seperti yang ramai diberitakan media massa. Menurut Saudi Khashoggi tewas setelah terlibat cekcok mulut dan perkelelahian dengan orang-orang di dalam konsulat. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement