Senin 22 Oct 2018 17:13 WIB

Tiga Santri Tenggelam di Laut Sukabumi

Satu santri sudah ditemukan meninggal dunia akibat tenggelam.

Korban tewas tenggelam di kolam ditemukan (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Korban tewas tenggelam di kolam ditemukan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pascamerayakan Hari Santri Nasional (HSN) tingkat Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tiga santri asal Sukabumi, Bogor dan Cianjur terseret dan tenggelam di dua lokasi berbeda di objek wisata laut Palabuhan Ratu. "Seluruh korban merupakan santri. Dari kejadian, satu santri itu meninggal dunia akibat tenggelam. Satu selamat serta seorang lainnya hilang dan masih dalam pencarian tim SAR gabungan," kata Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah Kabupaten Sukabumi, Okih Pajri di Sukabumi, Senin (22/10).

Adapun nama-nama santri yang menjadi korban kecelakaan laut tersebut yakni Alam Alpariji (16) wara Kampung Babakan, Kecamatan Cileungsi, Bogor. Korban yang merupakan santri Pondok Pesantren Al-Atiqiah, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi ini meninggal dunia saat hendak dibawa ke RSUD Palabuhanratu. Untuk tempat kejadiannya di Pantai Istana Presiden, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu.

Kemudian Hasan (16) yang merupakan santri Atholibiah Cimangkok, Kecamatan Sukalarang. Jasad santri ini belum ditemukan. Korban yang merupakan warga Kampung Selawi II, Desa Cirumput, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi ini hilang tenggelam setelah menyelamatkan rekannya yang terseret arus di Pantai Istiqomah, Desa Citepus.

Sementara itu, Rehan (12) warga Kampung Baros, RT 001/004, Desa Cikahuripan, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur berhasil diselamatkan. Sayangnya teman yang menyelamatkannya yakni Hasan hingga saat ini belum ditemukan. "Hingga saat ini kami masih melakukan pencarian seorang santri yang hilang tenggelam. Pencarian yang dilakukan dengan cara menyisir lokasi hilang tenggelamnya korban," tambahnya.

Okih mengatakan, dalam operasi kemanusiaan ini pihaknya juga berkoordinasi dengan TNI AL, Satpolair Polres Sukabumi, Basarnas Pos Sukabumi serta relawan lainnya. Di sisi lain, untuk kondisi cuaca saat ini normal, tetapi arus laut cukup kencang dan gelombang tinggi. Diduga tubuh korban terselip di bebatuan karang atau terseret hingga ke tengah laut. "Kami juga meminta bantuan nelayan, baik yang hendak maupun pulang melaut jika menemukan adanya benda mencurigakan seperti jasad manusia agar segera melapor," kata Okih.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement