Rabu 24 Oct 2018 17:29 WIB

Menhub Ancam Cabut Subsidi Tol Laut

Pelni harus memenuhi target tingkat keterisian minimal angkutan balik

Tol Laut. ilustrasi
Tol Laut. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengancam akan mencabut subisi tol laut dan diserahkan kepada swasta. Ancaman tersebut akan dilakukan apabila tidak memenuhi target tingkat keterisian angkutan balik dari Timur ke Barat sebesar 30 persen.

"Nanti pokoknya kasih target sama Pelni mesti 30 persen, kalau enggak saya kasih swasta," kata Menhub usai Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan tema "Penguatan Indonesia Sentris" di Auditorium Gedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (24/10).

Budi mengatakan bukan tidak mungkin subsidi yang diberikan kepada operator tersebut dicabut. "Kalau mereka tidak memenuhi, bukan tidak mungkin," katanya.

Saat ini, dia menyebutkan tingkat keterisian muatan balik tol laut masih sebatas 10-20 persen. "Sekarang masih 10-20 persen," ujarnya.

Untuk itu, dia akan menggiatkan kembali program Rumah Kita untuk menampung lebih banyak komoditas di Wilayah Timur yang bisa didistribusikan ke Wilayah Barat. "Kita kerja sama BUMN dan swasta, sekarang yang aktid itu Semen Indonesia," katanya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan mengembangkan sistem teknologi informasi untuk mengawasi pengoperasian tol laut. "Teman-teman bisa bayangkan enggak, tempatnya jauh, kendalanya adalah kontrol. Oleh karenanya, akan melibatkan pihak-pihak tertentu, menggunakan teknologi informasi untuk monitor berapa volumenya, siapa yang beli, dan sebagainya. Kita enggak mau apa yang kita nikmati oleh spekulan, satu kendalanya itu," katanya.

Dia juga akan mengkaji kembali trayek tol laut agar melintasi daerah-daerah yang memiliki komiditas, contohnya di Halmahera yang kaya akan komoditas jagung. "Enggak ada kapal laut ke sana, padahal pas yang lihat ada jagung. Nah ini, harus kita petakan umtuk diangkut. Saya harus pindahkan itu ke jalur yang produktif," katanya.

Ia mengaku tidak mudah menjalankan proyek to laut demi menekannya dipasritas harga di wilayah Barat dan Timur, untuk itu 15 trayek tol laut yang saat ini berjalan akan terus dikerjakan secara efisien.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement