REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Upaya untuk mengaktualisasi dan menggelorakan Soempah Pemoeda diejawantahkan dengan berbagai kegiatan. Salah satunya, seperti dilakukan Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta yang sekaligus sebagai pianis, Prof Adi Utarini, dengan memilih jalan musik.
Pada momentum Hari Soempah Pemoeda mendatang, Prof Uut (red. panggilan akrab Prof Adi Utarini) dengan Studio 3adika miliknya, akan menyelenggarakan Konser Soempah Pemoeda 'Sedjiwa Setjinta' untuk menuju harmoni inklusi peduli difabel.
”Dari penjualan tiket, sebagian tiket menonton langsung dan seluruh penjualan tiket live streaming serta donasi individual, akan didedikasikan untuk unit kegiatan mahasiswa UGM peduli difabel," kata Prof Uut, dalam jumpa pers Konser Soempah Pemoeda 'Soedjiwa Setjinta', di Lobby Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM.
Menurut dia, rencananya donasi tersebut akan digunakan untuk membeli fasilitas agar mahasiswa difabel bisa menyelesaikan kuliahnya. Misalnya alat untuk membeli mesin scan bagi tuna netra, untuk menambah kursi roda, dan lain-lain.
Ketua penyelenggara konser, Bagaskoro Saputro, menambahkan melalui musik, konser yang akan digelar di Auditorium FKKMK ini mempunyai misi pula untuk mendukung seluruh lapisan pemuda tanpa terkecuali, yang mengalami dan peduli terhadap difabel.
Ia menuturkan, tiket menonton langsung sudah habis terjual sebanyak 240 tiket. Namun untuk tiket live streaming tidak terbatas seharga Rp 50 ribu. “Kami ingin membudayakan menonton konser dengan live streaming, karena biasanya kalau menonton konser musik itu biayanya mahal dan hanya bisa dinikmati orang yang datang saja," ujar dia.
Padahal, papar dia, penggemar konser musik itu tidak hanya di kota di Pulau Jawa, melainkan ada juga di daerah seperti di Nusa Tenggara Timur, Papua, dan lain-lain. "Dengan live streaming, konser ini bisa dinikmati bersama keluarga dan teman-teman, serta bisa dilihat dari jarak jauh sampai ke pelosok dan luar negeri,” kata anggota Dewan Riset Nasional Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi Indonesia ini.
Sementara itu, pengarah musik Afriza Animawan Arifin mengatakan, biola akan menjadi performa utama dalam konser Sedjiwa Setjinta ini, berkolaborasi dengan instrumen piano, vokal, dan tarian ballet. “Biola sebagai performa utama, karena pada waktu lagu Indonesia Raya pertama kali dinyanyikan pada Kongres Pemoeda II musiknya merupakan gesekan biola Wage Rudolf Supratman,” jelasnya.
Karya musik komposer Indonesia dan mancanegara akan ditampilkan untuk menyampaikan nilai-nilai Soempah Pemoeda kepada keluarga dan masyarakat pecinta musik. Ada delapan lagu yang akan disajikan dalam konser ini yang dibawakan oleh Prof Adi Utarini dan Ike Kusumawati (piano), Adinda Putri (cello), Jodi Visnu (vokal), Danu Kusumawardjana (biola), 3adika Kuintet, Ayrani (ballet), dan Mixline (dance).
Selain itu, yang menarik di sela-sela acara ini akan ada edukasi berupa talkshow yang mengupas tentang biola yang disampaikan praktisi biola Fafan Isfandiar. Di bagian lain, Kaysha Ainayya S dari UKM Peduli Difabel UGM mengatakan Konser Soempah Pemoeda ini merupakan satu bagian dari rangkaian kegiatan menuju Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember 2018 bertema 'Empowering Persons with Disabilities and Ensuring Inclusiveness and Aquality”.
Hal ini sejalan dengan dua tema yang menonjol yakni akses dan akomodasi. "Artinya tidak boleh satu orang pun tertinggal dalam mendapatkan halnya menimba ilmu selama kuliah dengan cara yang layak sesuai dengan kebutuhan dan cara belajar masing-masing," katanya.