REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengimbau kepada masyarakat yang merasa keluarganya menjadi korban agar segera menuju ke RS Polri Kramat Djati, Jakarta Timur. Polri akan melakukan identifikasi korban Lion Air di RS Polri.
“Masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga (korban) Lion Air JT610 agar ke RS Polri untuk diambil data antemortemnya, menyertakan data medis, properti, ijasah yang ada sidik jarinya, foto diri terakhir dan ciri khas lainnya pada korban,” kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin (29/10).
Argo mengatakan semua data evakuasi korban serta hasil penemuan dari penyisiran sekitar lokasi kecelakaan pesawat Lion Air JT610 akan diserahkan ke RS Polri. Polda Metro Jaya juga akan membuat pos di RS Polri untuk memudahkan keluarga menyerahkan antemortem.
Di Tanjung Priok, Polda Metro jaya menyiagakan detugas bidang kedokteran dan kesehatan (Biddokkes ) dan patroli jalan raya dari Direktoran Lalu Lintas Polda Metro Jaya. “Nanti kami di Kramat Jati, ya, ini dari Polda Metro sudah disiapkan, kemudian dari Tanjung Priok kami siapkan semuanya,” kata Argo.
Direktorat Polisi Air Polda Metro Jaya mengerahkan setidaknya tiga kapal untuk menyisir lokasi pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan wilayah Tanjung Bungin, Karawang, Jawa Barat. Selain kapal, Biddokkes Polda Metro Jaya juga mengerahkan beberapa ambulance ke Pelabuhan Tanjung Priok untuk mengevakuasi korban yang berhasil ditemukan.
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sudah menyiapkan pasukan PJR yang bertugas memperlancar ambulans dari Tanjung Priok ke RS Polri Kramat Jati. Meski sudah terpusat di RS Polri Kramat Djati, Polda Metro Jaya tetap melakukan koordinasi dengan Polda Jawa Barat karena lokasi jatuh berada di Karawang, Jawa Barat.
Sebelumnya, maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang mengalami hilang kontak Senin (29/10) pagi ini. Pesawat tersebut melakukan lepas landas pada pukul 6.20 WIB lalu hilang kontak pada pukul 6.33 WIB.
Pesawat membawa 188 orang, dengan 181 penumpang yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak, dan dua penumpang bayi, kemudian tujuh kru pesawat di antaranya dua Pilot, dan lima pramugari. Pilot sempat meminta kembali ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebelum akhirnya hilang dari radar.