Senin 29 Oct 2018 20:25 WIB

Sebelum Ditelepon, Ayah Pramugari Lion tak Menaruh Curiga

Anaknya sudah bekerja selama lima tahun sebagai pramugari di Lion Air.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Muhammad Hafil
Keluarga Shintia Melina (25 tahun), pramugari Lion Air JT610, menunggu kabar terbaru tentang pencarian badan pesawat. Ibu Shintia sebelumnya telah terbang ke Jakarta untuk mendatangi Lion Air Crisis Center di Soetta.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Keluarga Shintia Melina (25 tahun), pramugari Lion Air JT610, menunggu kabar terbaru tentang pencarian badan pesawat. Ibu Shintia sebelumnya telah terbang ke Jakarta untuk mendatangi Lion Air Crisis Center di Soetta.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Keluarga Shintia Melina (25 tahun), pramugari Lion Air yang bertugas dalam penerbangan JT610, memilih menunggu kabar terbaru di rumahnya di Kelurahan Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumatra Barat. Pada Senin (29/10) sore, hanya ibu Shintia dan dua anggota keluarga lainnya terbang ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk mendatangi Crisis Center Lion Air.

Sementara ayah Shintia dan anggota keluarga lainnya memilih menunggu di rumah. Ayah Shintia, Melwani (58 tahun), mengaku tak menaruh curiga saat mendengar kabar adanya pesawat Lion Air yang hilang kontak pagi tadi.

Menurutnya, seringnya maskapai Lion Air mengalami gangguan membuatnya tak terlalu khawatir soal nasib anaknya. Namun kondisinya berubah 180 derajat saat telepon rumahnya berdering sekitar pukul 10.00 WIB. Pihak Lion Air memberi kabar bahwa Shintia adalah salah satu awak kabin yang bertugas dalam pesawat naas itu.

"Pagi tadi nggak apa-apa. Karena biasa saja kan, pesawat sering 'jatuh' kan. Saya biarin saja. Terus ditelepon pihak Lion pukul sepuluh, baru hati saya berdebar," ujar Melwani dengan suara bergetar, Senin (29/10) sore.

Melwani menceritakan, anaknya sudah lima tahun terakhir bekerja sebagai pramugari di Lion Air. Shintia yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara sempat menempuh kuliah di Yogyakarta sebelum akhirnya diterima bekerja di maskapai Lion Air. Keluarga, ujar Melwani, masih berhadap ada mukjizat dari Allah SWT untuk keselamatan Shintia.

"Ya harapan kami anak saya selamat," katanya. Apalagi, lanjutnya, Shintia sendiri berencana mau melaksanakan pernikahan dalam waktu dekat.

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 rute Cengkareng - Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (29/10) pukul 06.20 WIB. Pesawat dengan personal on board sebanyak 189 orang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang.

Pesawat dikomandoi Capt Bhavye Suneja dengan copilot Harvino bersama enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula. Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan copilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement