REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah merasa heran dengan banyaknya operasi tangkap tangan (OTT) terhadap kepala daerah. Menurutnya, hal itu menunjukan ada yang salah dalam tata kelola pemerintahan di Indonesia.
Fahri merasa bingung dengan logika pemerintah dimana makin banyak kepala daerah ditangkap maka semakin baik. Padahal ia menyarankan sebaiknya logika berpikirnya tidak demikian.
"Pemerintah kok senang? Mungkin Mendagrinya bilang bagus dong ditangkap. Ya bagaimana coba? Kayak orang berguru di kebun binatang," katanya pada wartawan di kompleks parlemen RI, Senin (29/10).
Ia justru menyoroti perlunya perbaikan tata kelola pemerintah. Sehingga kepala daerah bisa memiliki mental dan karakter lebih baik agar tak melakukan korupsi.
"Ini yang tanggungjawab siapa? Kok tambah banyak (ditangkap) malah tambah bagus? Bangsa Indonesia ini juga begitu, kalau ditangkap banyak berarti bagus. Ya makin enggak bener dong. Pemerintah enggak ada prestasi dong," tegasnya.
Ia tak mau merinci perihal alasan kepala daerah melakukan korupsi. Namun menurutnya, alasan karena mahalnya biaya politik bukan menjadi alasan utama.
"Sudahlah itu ilmunya di luar kepala saya," ujarnya.
Sebelumnya, Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra menjadi kepala daerah terakhir yang diciduk KPK pada tahun ini. Menyusul sebelumnya, ada 18 kepala daerah lain yang diciduk KPK.