REPUBLIKA.CO.ID, LAUT JAWA -- Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Bambang Irawan mengatakan, kotak hitam yang ditemukan kemungkinan besar merupakan flight data recorder (FDR). Kotak hitam lainnya, yang berisi cockpit voice recorder (CVR), akan terus dicari dan dievakuasi.
"Kemungkinan besar ini adalah FDR, sedangkan CVR itu yang masih kami cari yang berisi percakapan terakhir antara pilot dan kopilot," ujar Bambang di Kapal Baruna Jaya I yang ada di atas perairan Karawang, Laut Jawa, Jawa Barat, Kamis (1/11).
Kotak hitam berisi FDR tersebut ditemukan oleh prajurit Batalion Intai Amfibi (Taifib) Marinir TNI Angkatan Laut (AL) Sertu Hendra sekitar pukul 10.15 WIB. Menurut Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi, tim SAR gabungan akan terus melakukan pencarian dan evakuasi kotak hitam lainnya, yang berisi CVR.
Area pencarian kotak hitam kedua tersebut ditandai dengan empat jangkar yang diturunkan dari kapal milik Pertamina, kapal yang bisa berdiam di atas air. Proses pencarian dilakukan dengan penurunan remotely operated vehicles (ROV) terlebih dahulu dan melakukan penandaan di lokasi yang diduga terdapat kotak hitam tersebut.
"Penyelam bisa diarahkan ke tempat tersebut karena sampai sekarang pun itu arus cukup deras di bawah. Penyelam kita agak kesulitan. Mudah-mudahan ini semakin terang dan mempercepat proses sehingga menjadikan keluarga dan kita semua bisa diketahui penyebabnya," kata Syaugi.
Di samping itu, lanjut dia, tim SAR gabungan juga menemukan bagian pesawat yang lebih besar dari yang sebelum-sebelumnya ditemukan. Ia memprediksi bagian tersebut merupakan bagian kulit badan pesawat dengan panjang sekitar 1,5 meter dan lebar 0,5 meter.
"Sebetulnya ada barang yang lebih besar lagi, cuma kami belum bisa angkat karena cukup berat," tuturnya.