Senin 05 Nov 2018 17:01 WIB

Pemeriksaan DNA Korban Lion Butuh 4-8 Hari

'Ada 11 tahapan yang harus kita lalui dan itu semua sudah menggunakan teknologi.'

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigadir Jenderal, Arthur Tampi
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigadir Jenderal, Arthur Tampi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Polri Brigjen dr Arthur Tampi mengatakan pemeriksaan DNA jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 paling cepat selesai dalam waktu empat sampai delapan hari. Kalau delapan hari tidak keluar DNA, RS Polri akan mengambil ulang DNA.

Arthur mengatakan kepolisian berusaha secepat mungkin melakukan pemeriksaan DNA penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober. "Kami sudah ambil DNA, ada gagal kami ulangi lagi. Ulang lagi butuh empat hari lagi," kata Arthur dalam pertemuan antara tim SAR gabungan dan keluarga penumpang di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, Senin (5/11).

Kendati demikian, ia mengatakan, dalam menjalankan tahapan-tahapan pemeriksaan DNA kepolisian tetap tidak mengesampingkan prinsip kehati-hatian. Dia menekankan kepolisian tidak ingin salah memberikan bagian jasad penumpang ke keluarga.

"Ada 11 tahapan yang harus kita lalui dan itu semua sudah menggunakan teknologi," ujarnya.

Beberapa prosedur yang tidak bisa dilewatkan dalam proses identifikasi melalui pemeriksaan DNA, dari pengambilan sampel DNA, pembukaan segel DNA, pemilihan benda biologis yang dapat digunakan untuk proses identifikasi dari seluruh barang bukti dan kantong jenazah yang diterima, penilaian materi yang layak diperiksa, ekstraksi untuk mendapatkan data DNA, dan kuantifikasi jumlah DNA minimal satu nanogram. "Kalau masih di bawah itu, kita harus cari data DNA," tuturnya. 

Selanjutnya, dia mengatakan, RS Polri melakukan proses penggandaan menggunakan reagen DNA. Untuk proses identifikasi, minimal harus ada 12 titik yang sama untuk sidik jari dan 27 titik yang sama untuk DNA.

Kemudian, RS Polri menerjemahkan grafik DNA ke dalam angka, mencocokkan data DNA dari antemortem dan postmortem. Setelah itu, RS Polri membuat laporan hasil identifikasi itu. 

"Sulit kami dapatkan sampel DNA untuk satu nanogram. Tetapi semua dapat kami laksanakan," kata Arthur.

Polri sudah mengumpulkan 346 sampel DNA dari 138 kantong jenazah penumpang pesawat nahas Lion Air JT 610 yang hingga Ahad (4/11) malam dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I Raden Said Sukanto di Kramat Jati, Jakarta Timur.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement