REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan maksud janji calon presiden (capres) Prabowo Subianto meniadakan impor jika nantinya terpilih menjadi presiden. Sandiaga tidak menampik bahwa impor tetap diperlukan di sejumlah sektor yang dianggap sumber produksi di dalam negeri masih kurang.
"Kita harus realistis, sekarang sumber produksi belum dilakukan pendekatan yang berpihak kepada peningkatan sumber produksi kita," tutur Sandi di Jakarta, Rabu (7/11).
Menurutnya, yang saat ini perlu dibenahi adalah data-data yang berkaitan dengan sumber produksinya terlebih dahulu. Sandi menuturkan dengan adanya big data akan terlihat produksi yang dihasilkan mencukup atau tidak.
"Kita tidak ingin karena kita tidak bisa menyediakan produknya, suplainya tidak ada, harganya melambung tinggi. Kita tidak ingin memberatkan masyarakat," ungkapnya.
Sementara itu untuk sumber-sumber yang diproduksi dalam negeri perlu ada penguatan. Sandiaga pun menceritakan pengalamannya ketika mengunjungi Gorontalo.
"Mereka adalah provinsi jagung, mereka memberikan saran kalau misalnya kita fokuskan untuk pengembangan pertanian jagung di beberapa provinsi dengan kluster pangan, dengan pendekatan teknologi, itu kita bisa swasembada, tidak perlu impor," jelasnya.
Sandiaga menegaskan, penguatan di sumber-sumber pertanian itulah yang ingin Prabowo - Sandiaga lakukan dalam pemerintahan nantinya jika terpilih. Kebijakan untuk mengimpor tidak salah untuk dilakukan jika ada produk-produk yang tidak bisa dihasilkan di dalam negeri.
"Tapi yang bisa kita produksi sendiri, why we do have to import? Kenapa nggak fokus ke penguatan kita sendiri," ucap mantan gubernur DKI Jakarta tersebut
Prabowo dalam pidato politiknya berjanji tidak akan impor apapun jika terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2019. Hal itu disampaikan Prabowo saat berpidato di hadapan peserta Tabligh Akbar dan Deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo Sandi (Kopassandi) di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad (4/11).
"Saya bersaksi di sini kalau Insya Allah saya menerima amanah rakyat indonesia, saya akan bikin Indonesia berdiri di atas kaki kita sendiri. Kita tidak akan impor apa-apa, saudara saudara sekalian. Kita harus dan kita mampu swasembada pangan," kata Prabowo.
Tak hanya pangan, Prabowo juga menyerukan swasembada energi jika ia menjadi presiden. "Kita juga harus dan mampu swasembada energi, swasembada bahan bakar. Kita nggak perlu impor 1,3 juta barel tiap hari. Kita nggak perlu kirim 30 miliar dolar AS tiap tahun ke luar negeri hanya untuk bayar bahan bakar," katanya.