Kamis 08 Nov 2018 23:29 WIB

Presiden Akan Hadiri KTT ASEAN dan KTT APEC

Presiden akan mempresentasikan Indonesia sebagai poros maritim dunia

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (7/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan kunjungan kerja ke Singapura dan Papua Nugini pekan depan. Dalam rapat terbatas terkait persiapan kunjungan kerjanya ke luar negeri, Presiden rencananya akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-33 di Singapura pada 13-15 November 2018 nanti. 

Setelah itu, Presiden diagendakan menuju Port Moresby, Papua Nugini untuk menghadiri KTT APEC pada 17-18 November 2018.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan agenda Presiden di Singapura nantinya sangat padat. Selain menghadiri KTT, Presiden juga direncanakan melakukan sejumlah pertemuan bilateral.

"Pada saat di Singapura memang sangat padat karena dalam waktu 2,5 hari akan ada lebih dari 17-20 pertemuan. Kita masih bahas, ada beberapa pertemuan bilateral yang harus kita matangkan persiapannya terutama dari segi waktu," kata Retno usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis (8/11). 

Retno mengungkapkan akan ada dua isu utama yang akan disampaikan oleh Presiden pada saat di Singapura. Pertama, Presiden akan menyampaikan konsep Indo Pasifik, terutama pada saat pertemuan East Asia Summit (EAS).

"Dalam beberapa waktu ke belakang, paling tidak satu setengah tahun ke belakang, kita telah melakukan konsultasi secara intensif baik dengan anggota ASEAN maupun dengan mitra ASEAN," lanjutnya.

Pada pertemuan EAS 2014 lalu, kata Menlu, Presiden mempresentasikan Indonesia sebagai poros maritim dunia global maritime fulcrum dan telah menyinggung mengenai Indo-Pasifik. 

"Ini belum merupakan akhir dari satu proses. Karena untuk sebuah gagasan yang besar pasti memerlukan beberapa waktu untuk melanjutkan konsultasi" ujarnya.

Kedua, yang akan disampaikan Presiden yakni mengenai masalah Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), di mana Indonesia menjadi ketua tim negosiasi. Ia menuturkan, para pemimpin dari setiap negara akan memberikan komitmen lebih agar negosiasi RCEP dapat segera diselesaikan.

"Karena kalau dapat diselesaikan, maka 16 negara ini akan menjadi suatu building block perdagangan yang sangat besar. Pesan untuk melanjutkan negosiasi ini juga akan disampaikan Presiden pada saat KTT RCEP nanti," ucap Retno.

Namun demikian, Retno mengakui negosiasi yang melibatkan 10 negara ASEAN dan 6 negara lain bukanlah hal yang mudah. Selain dua isu utama tersebut, Retno menyampaikan Presiden juga akan menyinggung isu Palestina dan juga isu Rakhine State dalam pembahasan selama KTT. 

Sementara itu mengenai KTT APEC, Retno mengatakan dalam pertemuan ini akan membahas ekonomi digital dan masa depan APEC terutama bagaimana APEC setelah tahun 2020.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement