Sabtu 10 Nov 2018 19:05 WIB

Keluarga Rashida Tlaib Rayakan Kemenangan di Tepi Barat

Tlaib mendapat julukan "pengacara" karena ambisius dan ingin membantu semua orang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Anggota Kongres Amerika Serikat Rashida Tlaib (tengah). Tlaib adalah seorang Muslim keturunan Palestina.
Foto: Reuters/Rebecca Cook
Anggota Kongres Amerika Serikat Rashida Tlaib (tengah). Tlaib adalah seorang Muslim keturunan Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Terpilihnya Rashida Tlaib sebagai anggota Kongres Amerika Serikat (AS) telah membawa kebahagiaan bagi keluarganya yang tinggal di Tepi Barat. Mereka berharap kemenangan Tlaib dapat mengubah persepsi publik AS tentang bangsa Arab dan Muslim.

Keluarga Klaib, yang tinggal di desa Beit ur al-Fauqa di Tepi Barat menghabiskan pekan ini untuk merayakan kemenangan Klaib. "Ini akan mengubah pandangan Amerika tentang Arab dan Muslim. Sekarang seseorang akan mengubah sudut pandang ini," ujar paman Klaib, Bassam Abdulla Tlaib, dikutip laman NBC News, Sabtu (10/11).

Baca Juga

Ia mengaku tidak terlalu terkejut atas kemenangan keponakannya itu. Sebab, sejak berusia 10 tahun, Tlaib mendapat julukan "pengacara" karena sifat ambisiusnya dan keinginan untuk membantu semua orang.

Bassam mengaku bangga keponakannya berencana menggunakan pakaian tradisional Palestina saat dilantik awal tahun depan. "Ini adalah pesan. Pesannya mengatakan 'saya orang Palestina'. Masalah Palestina adalah masalahnya," ujarnya.

Tlaib, anggota Partai Demokrat, terpilih sebagai anggota Kongres AS setelah memenangkan pemilu paruh waktu pada Selasa (6/11). Ia mewakili Distrik Kongres ke-13 negara bagian Michigan. Ia mencetak sejarah karena menjadi wanita Muslim pertama yang masuk Kongres.

"Ya, saya wanita. Saya wanita kulit berwarna dan ya saya membuat sejarah. Tapi saya merasa seperti saya bagian dari gerakan yang lebih besar yang terjadi," kata Klaib mengapresiasi era baru hak-hak sipil dan gerakan keadilan sosial yang melanda seluruh Amerika.

Tlaib adalah anak tertua dari 14 bersaudara. Orang tuanya adalah imigran Palestina. Mereka meninggalkan desa Beit Ur al-Fauqa menuju AS pada 1975, tepatnya setahun sebelum Tlaib lahir.

Tlaib belajar politik dan kemudian hukum di Wayne State University. Ia lulus pada 2004. Sebelum memulai karier sebagai politisi, Tlaib adalah pengacara dan aktivis komunitas. Prestasi politik pertamanya dicapai pada 2008, yakni ketika dirinya terpilih sebagai wanita Muslim pertama di Dewan Perwakilan Michigan.

Kemenangan Tlaib dalam memperebutkan kursi Kongres terjadi ketika fenomena Islamofobia masih merebak di seluruh wilayah AS. Hal itu tak bisa dipisahkan dari retorika kampanye Donald Trump pada pilpres AS 2016.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement