REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak orang tua di Kota Pahlawan, Jatim menomorsatukan anak-anaknya. Risma beralasan anak tidak akan salah arah dan melanggar hukum bila dekat dengan orang tua.
"Saya prihatin anak-anak di Surabaya yang masih terkena masalah, baik trafficking maupun dalam masalah narkoba dan hukum," kata Tri Rismaharini di acara Awarding Kampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo yang bertepatan dengan acara Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan di Jalan Tunjungan, Ahad (18/11).
Risma menjelaskan asal mula digelarnya lomba Kampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo itu karena pada saat itu, ia prihatin kepada anak-anak di Surabaya yang masih terkena masalah, baik perdagangan manusia maupun dalam masalah narkoba dan hukum. "Jadi, kita harus amankan anak-anak, bukan hanya aman di sekolah, tapi juga harus aman di taman, kampong dan juga keluarga," katanya.
Ia mengaku tidak ada gunanya membangun Kota Surabaya hingga dikenal dunia apabila anak-anak Surabaya masih ada yang terkena masalah hukum dan tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah Surabaya maju. "Jadi, para orang tua harus bergandeng tangan dan sepakat bahwa kita harus menomorsatukan anak-anak kita," katanya.
Menurut Risma, tujuan utama pembangunan Surabaya adalah bagaimana anak-anak Surabaya bisa melanjutkan perjuangan para pahlawan dan bisa membawa bendera merah putih di seluruh dunia.
Ia juga ingin anak-anak Surabaya bisa sejajar dengan anak-anak di seluruh dunia. "Saya tidak bisa bekerja sendirian, karena anak-anak ini butuh kekuatan besar untuk bisa berani. Makanya, mari kita buktikan pada dunia bahwa kita mampu sejajar dengan anak-anak di seluruh dunia," katanya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma langsung mengumpulkan anak-anak yang hadir untuk berkumpul di depan panggung. Selanjutnya, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu menyampaikan pesan kepada anak-anak itu.
Pesan pertama, seluruh anak Surabaya berhak berhasil dan sukses, siapapun orang tuanya. Menurut Risma, tas jelek, sepatu jelek, tidak punya gawai tidak ada hubungannya dengan keberhasilan.
Oleh karena itu, lanjut dia, apabila ada yang minder karena hanya tasnya jelek, atau pun sepatu jelek, itu bukan anak Surabaya. Sebab anak Surabaya pasti selalu semangat, pantang menyerah dan tidak mudah putus asa.
"Jadi, kalau orang tua kalian belum bisa membelikan sepatu baru dan tas baru jangan langsung ngambek, yang penting bisa sekolah dulu. Tidak perlu malu dan minder karena itu tidak ada hubungannya dengan keberhasilan kalian," katanya.