Rabu 21 Nov 2018 11:35 WIB

Persib Digoyang Isu Match Fixing, Persija Cium Aroma Juara

Persija bersaing dengan PSM di tangga juara Liga 1 musim ini.

Rep: Hartifiany Praisra, Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Pesepak bola Persija Jakarta Rizki Ramdani Lestaluhu melakukan selebrasi usai mencetak gol saat melawan Persela Lamongan dalam pertandingan lanjutan Liga 1 Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (20/11/2018).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Pesepak bola Persija Jakarta Rizki Ramdani Lestaluhu melakukan selebrasi usai mencetak gol saat melawan Persela Lamongan dalam pertandingan lanjutan Liga 1 Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (20/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persib Bandung sedang digoyang isu tak sedap jelang akhir kompetisi Liga 1 musim ini. Empat pemain Maung Bandung diisukan menerima suap pada laga yang membuat PSMS Medan menang 1-0, pada Ahad (11/9).

Manajer Persib, Umuh Muchtar menegaskan, hal tersebut tidak benar terjadi. Bahkan beberapa pemain yang menjadi starter di laga kontra PSMS tidak diturunkan sebagai starter pada laga Persib kontra PSIS Semarang, Ahad (18/11).

"Jelas harus diusut karena ini sudah pelecehan dan mencemarkan nama baik," kata Umuh, Senin (19/11).

Umuh memang tidak menjelaskan secara langsung siapa yang menuduh pemainnya menerima suap. Tapi dia sudah menerima laporan dari beberapa pemain mengenai tuduhan yang dilayangkan langsung pada mereka.

"Ini kan sudah ramai, makanya saya buka karena ini sudah terbuka, nanti saja kalau sudah selesai kita tuntut orang yang nuduhnya," tegasnya.

Menurutnya, tuduhan tersebut mengganggu keseimbangan tim. Apalagi, Persib kehilangan peluang untuk memperkecil jarak dengan pemuncak klasemen setelah kalah di dua pertandingan terakhir.

"Kita kan masih ada harapan. Tapi kalau kaya gini kan susah, buyar. Kasihan pemain," paparnya.

Dia menuturkan, pemainnya tidak mungkin menerima suap. Apalagi, Persib memang menjadi salah satu tim yang produktif memberikan bonus bagi pemainnya.

"Kenapa kalau menang kita mengeluarkan uang bonus ratusan juta, masa harus memberi orang supaya kamu tidak menang," tutupnya.

Pelatih Persib, Mario Gomez pun menyanggah tidak membawa beberapa pemain kontra untuk laga PSIS karena alasan match fixing. Menurutnya, dia hanya mengistirahatkan beberapa pemainnya saja.

"Bukan soal itu, itu (match fixing) tentu buruk untuk sepak bola. Pemain perlu berkembang, mereka bisa bermain bagus bisa bermain buruk," kata Gomez.

Pentolan Viking Persib Club, Yana Umar menyatakan, tidak perlu menambah beban Persib dengan masalah yang tidak perlu. Apalagi menyeret dengan persoalan match fixing yang belum terbukti kebenarannya.

"Jadi sebelum pertandingan sudah diselesaikan dulu 'ada apa, kenapa?', diskusi dong tim sama manajemen 'ada apa?' Apa karena lawan PSMS disalahkan beberapa pemain kan tidak bisa begitu," tegas Yana.

Menurutnya tidak memainkan beberapa pemain di laga kontra PSIS Semarang makin menambah pertanyaan Bobotoh soal kondisi Persib. Apalagi beberapa pemain seperti Supardi dan Ardi Idrus tidak diikutsertakan dalam rombongan ke Magelang. Alhasil, Persib kembali kalah melawan PSIS.

"Lihat saja permainan (kontra PSIS) mati banyak kiri kanan, kalau kiri kanan ada yang terbiasa, pengalaman, otomatis ada backup-an. Juga crossing crossing dari sana, Bruno (Silva) juga enak crosing dari sana. Jebolnya dari sana, Ada apa?" papar Yana.

Baca juga

Persija tempel PSM

Saat Persib digoyang isu match fixing, rival meraka, Persija Jakarta menuntaskan laga tunda kontra Persela Lamongan pada pekan ke-31 Liga 1 2018 di stadion Gelora Bung Karno (GBK), Selasa (20/11) dengan kemenangan 3-0.

Hasil tiga angka dari skuat Joko Tingkir tersebut, membuat eskalasi tangga teratas pucuk klasemen sementara kian sengit. Persija, sampai tutup pekan ke-31 memang masih berada di tangga kedua klasemen sementara dengan nilai 53 angka.

Skuat asuhan pelatih Stefano Cugura Tecco tersebut cuma terpaut satu angka dari tim pemuncak klasemen, PSM Makassar. Sementara kompetisi kasta utama nasional musim ini, menyisakan tiga laga sebelum pungkas pada pekan ke-34.

Menengok persaingan tangga teratas, dan pertandingan yang tersisa musim ini, membuat prediksi klub bakal juara semakin sulit diterka. Selain rivalitas antara PSM dan Persija merebut gelar juara musim ini, masih ada tim juara bertahan Bhayangkara FC yang kini menghuni tangga ketiga klasemen dengan nilai 49. Persib Bandung tim peringkat keempat yang juga punya koleksi 49 angka, pun masih berpeluang mencuri posisi teratas.

Persija pun kini memfokuskan diri meraih kemenangan di tiga laga terakhir mereka di Liga 1 Indonesia 2018. "Kami berusaha mendapatkan sembilan poin di tiga laga sisa. Kami perlu percaya diri dan bekerja keras untuk mewujudkannya," ujar pelatih Persija Stefano "Teco" Cugurra di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa.

Pada tiga pertandingan pamungkas Liga 1 musim 2018, Persija akan menghadapi Sriwijaya FC dalam laga kandang, Sabtu (24/11), lalu bertandang ke kandang Bali United pada Ahad (2/12) dan terakhir menjamu Mitra Kukar, Sabtu (8/12). Menurut Teco, laga-laga ini tidak akan berjalan dengan mudah karena lawan-lawan Persija diyakininya akan menampilkan yang terbaik agar tidak kalah.

Sriwijaya, misalnya, dianggap Teco akan melakukan segalanya agar bisa menaklukkan Persija demi terhindar dari degradasi. "Sangat bagus jika kami bisa menaklukkan Sriwijaya di kandang," tutur Teco.

Bek Persija, Michael Orah mengamini pernyataan pelatihnya. Menurut dia, Persija akan berupaya keras mendapatkan tiga poin di setiap laga sisa. "Kami mesti memaksimalkan semua laga untuk berjaga-jaga seandainya PSM Makassar tergelincir. Pemain akan bekerja keras, saling menutupi dan fokus untuk menang," tutur Michael.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement