Kamis 29 Nov 2018 19:52 WIB

Jimly Hargai Reuni Akbar 212, Tetapi…

Jimly menilai Reuni Akbar 212 merupakan dakwah tak produktif karena terus-menerus.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie memberikan paparanya saat acara Diskusi Dialektika ICMI di Kantor Pusat ICMI, Jakarta, Rabu (11/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie memberikan paparanya saat acara Diskusi Dialektika ICMI di Kantor Pusat ICMI, Jakarta, Rabu (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie menghargai rencana Persaudaraan Alumni 212 atau Aksi Bela Islam untuk menggelar reuni akbar pada 2 Desember mendatang. Akan tetapi, Jimly menilai, aksi-aksi yang berulang, termasuk pada gelaran Reuni Akbar 212, justru menunjukan dakwah yang tidak produktif. 

“Kalau terus menerus berkali-kali pakai alumni lama-lama itu tidak produktif. Jadi, kita memberi nasihat, walaupun sampai sekarang ini kita tidak boleh menyalahkan itu kan orang bebas berekspresi, berpendapat, boleh saja, cuma jangan terus-menerus," kata Jimly di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (29/11). 

Jimly juga berpendapat, acara alumni yang terus menerus digelar justru akan menjadi acara yang tak sehat. Karena itu, ia menyarankan tokoh masyarakat agar kembali pada semangat berdakwah.

"Seperti kata Saidina Ali. Sesuatu yang benar tetapi tidak terorganisir akan dikalahkan oleh yang batil tapi terorganisir. Jadi daripada pendekatannya kerumunan kumpul-kumpul ekspresi kemarahan ya boleh, tapi sekali saja jangan terus menerus," ucap dia.

Jimly berpendapat dakwah yang produktif, yakni dakwah yang mengajak dengan simpati dan damai. Karena itu, ia mengimbau, umat Islam untuk tidak terlalu mengedepankan politik massa. 

Ia mengatakan, umat Islam sebaiknya berupaya meningkatkan kualitas, baik dalam sisi sumber daya manusia (SDM) maupun penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta iman dan taqwa. Selain itu, dia mengatakan, umat Islam juga seharusnya bekerja secara terorganisir untuk kemajuan bangsa. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement