REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Sepeda motor listrik 'Gesit' yang siap diproduksi massal bakal menjadi kendaraan bermotor di instansi pemerintahan. Sebelum resmi diproduksi massal, Pemerintah telah menginisiasi untuk menggunakan 'motor listrik' karya anak bangsa tersebut untuk kendaraan di instansinya.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M Nasir mengatakan lintas kementerian terkait sudah melakukan rapat dengan DPR di bawah koordinasi Menko Maritim. Terkait dengan motor listrik sekarang sudah dalam tahap masuk industri setelah sebelumnya prototipe dari kendaraan roda dua ini sudah dicoba oleh Presiden di Istana Negara.
Usai mencoba, kata dia, Presiden sempat menanyakan motor listrik tersebut jauh lebih halus dan tidak seperti motor listrik yang pernah dicoba oleh Presiden. “Saya bilang, ini teknologinya sangat tinggi sekali. Karena speedometer-nya yang bisa memantau kecepatan sekaligus baterai, ini yang luar biasa,” katanya usai memaparkan 4 tahun Kinerja Kemenristekdikti, di gedung Prof Soedharto, kumplaks kampus Universitas Diponegoro (Undip) Tembalang, Kota Semarang, Jumat (30/11).
Bahkan, begitu motor itu diberhentikan, speedometer bisa dikeluarkan dan berfungsi sebagai smartphone. Ini merupakan teknologi motor listrik pertama kali di dunia, yang mulai Januari 2019 nanti, rencananya sudah akan diproduksi massal.
Terkait dengan regulasinya, Menristekdikti juga mengaku tidak masalah. Semua sudah ditandatangani oleh Menteri Perindustrian dan Menristekdikti juga telah meminta pendampingan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK mendampingi supaya ini diusulkan masuk industri.
“Menteri Perindustrian sudah setuju, Menteri Perhubungan –karena ini harus di jalan—juga bakal memberikan izin dan mereka akan melakukan hal ini,” kata Nasir.
Di sisi lain, ia juga menyampaikan, target pertama motor listrik itu akan diproduksi massal mulai 2019. Pabrik bakal memproduksi 60 ribu unit kapasitas dalam satu tahun untuk satu line. Nantinya ada empat line namun yang difungsikan baru satu line.
Jika satu line nanti tidak memenuhi kebutuhan dalam negeri maka akan ditambah line kedua. Kapasias produksi per bulan bisa mencapai 5.000 unit motor listrik. Baterai motor tersebut menggunakan lithium hasil riset dan inovasi yang dikembangkan oleh UNS dan speedometernya buatan dari ITB dan motor penggeraknya dari ITS Surabaya.
Menristekdikti juga mengakui, jika motor listrik ini diproduksi massal bakal menyaingi industri otomotif. Ia bahkan mengakui, pada saat mau meluncurkan motor listrik ini sudah ada industri motor dunia yang mengintip, seperti dari Taiwan, Jepang, dan Cina.
Bahkan ada yang menanyakan harga jual motor listrik tersebut. Namun Menristekdikti tidak menjawab, kecuali menyampaikan harganya kompetitif. Artinya tidak jauh berbeda dengan harga motor pabrikan yang saat ini sudah banyak di pasaran dan harganya di atas Rp 15 juta.
Menurutnya, harga itu tidak masalah. “Karena seluruh komponennya sudah dibuat di dalam negeri,” kata Nasir.