Jumat 30 Nov 2018 19:28 WIB

Cina Meradang Kapal AS di Laut Cina Selatan

Ketegangan AS dan Cina di Laut Cina Selatan meningkat setelah perang dagang.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Kapal perang AS di Laut Cina Selatan
Foto: Aljazeera
Kapal perang AS di Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina pada Jumat (30/11) mengaku telah memberi peringatan keras kepada Amerika Serikat (AS) atas keberadaan kapal Angkatan Laut AS di Laut Cina Selatan.

Ketegangan antarkedua negara di Laut Cina Selatan semakin meningkat setelah AS dan Cina terlibat dalam perang dagang.

Kapal penjelajah AS yang dipandu oleh rudal USS Chancellorsville berlayar di dekat Kepulauan Paracel pada  Senin. Armada Pasifik AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keberadaan kapal itu untuk menantang klaim maritim berlebihan Cina atas wilayah itu.

Juru bicara kementerian luar negeri Cina, Geng Shuang, mengatakan  kapal AS telah memasuki perairan Cina tanpa izin. Cina telah memastikan tindakan keras akan hal itu.  Militer Cina mengaku telah mengirim kapal dan pesawat untuk mengawasi kapal AS dan memperingatkannya agar pergi.

Pelayaran Chancellorsville adalah yang terbaru dalam apa yang disebut AS kebebasan operasi navigasi. AS menilai Cina membatasi kebebasan di perairan itu.

Secara khusus, AS telah mengkritik pembangunan oleh Cina atas pulau-pulau di Laut Cina Selata. Cina juga membangun instalasi fasilitas militer.

Cna mengklaim "kedaulatan yang tak terbantahkan" atas sebagian besar Laut Cina Selatan dan pulau-pulau di dalamnya. Cina menuduh AS meningkatkan ketegangan militer dengan kehadiran angkatan lautnya di perairan itu.

Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam juga mengklaim Laut Cina Selatan. Perdagangan yang terjadi di jalur itu menghasilkan sekitar 5 triliun dolar AS setiap tahunnya. Taiwan juga memiliki klaim serupa.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement