REPUBLIKA.CO.ID, Kisah Rasulullah SAW yang mendapat beragam perlindungan selama perjalanannya menuju Madinah, tertulis dengan apik di berbagai kitab sirah. Termasuk, bagaimana Allah SWT mengutus laba-laba dan dua burung merpati untuk melindungi Rasulullah.
Menariknya, Allah berkehendak memberikan perlindungan itu, cukup dengan sesuatu yang teramat tipis dan lemah, yaitu jaring laba-laba. Dikisahkan dalam Musnad Imam Ahmad dari riwayat Abdullah bin Abbas RA, ketika kafir Qurais membuat konspirasi untuk membunuh Rasulullah SAW, lalu tidak berhasil dan hanya bertemu Ali bin Abi Thalib, mereka lalu melakukan pengejaran terhadap Rasul dan Abu Bakar.
Dalam kondisi terdesak, Rasulullah SAW memilih masuk ke Gua Tsur atas petunjuk yang diberikan Allah SWT melalui mata malaikat Jibril. Para komandan kafir Quraisy, menyisir tiap jengkal jalan menuju Madinah. Hingga tibalah mereka di bibir Gua Tsur yang menjadi lokasi persembunyian Muhammad SAW dan Abu Bakar.
Allah sudah mempersiapkan segalanya. Sebelum persis tentara mereka datang, laba-laba telah membuat jaring-jaring di bibir Gua Tsur. Dua pasang merpati berada tepat di depan bibir gua. “Jika dia (Muhammad) berada di gua ini, mustahil ada sarang laba-laba di bibir gua,” teriak salah satu dari kafir Quraisy. Di gua yang berada di Jabal Tsur itulah Rasulullah SAW dan Abu Bakar berlindung selama tiga hari tiga malam.
Kisah ini dikunilkan banyak kitab hadis dan sejarah. Di antaranya kitab Mushannaf karya Abd ar-Razzaq, dan Musnad Abu Bakar as-Shiddiq karya Abu Bakar al-Maruzi, serta at-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir.
Syamsuddin as-Safiri dalam al-Majalis al-Wa’dhiyah menjelaskan rahasia di balik mengapa Allah SWT mengutus laba-laba untuk membuat sarangnya tepat di bibir gua.
Menurut as-Safiri, jaring laba-laba itu adalah pentuk perlindungan Allah untuk Rasul-Nya dari ancaman para kafir Quraisy. Perlindungan tersebut sangat satir karena berwujud sarang laba-laba yang merupakan perkara terlemah. “Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.(QS al-Ankabuut [29]: 41).