REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebanyak 25 kelurahan di Kota Solo tercatat sebagai daerah rawan banjir. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mewaspadai ancaman banjir saat musim penghujan di wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Solo, Eko Prajudhy Noor Aly, mengatakan biasanya, masuk musim penghujan diawali dengan hujan angin. "Sehingga kendala atau masalah yang kami hadapi khusus di Kota Solo didominasi pohon tumbang dan dampak banjir itu pada titik-titik tertentu yang sudah merupakan rutinitas," kata Eko kepada wartawan, Selasa (4/12).
Eko menjelaskan, BPBD Solo sudah memetakan daerah-daerah rawan banjir dan siap mengantisipasi jika terjadi banjir. BPBD juga telah membentuk posko induk di kantor BPBD serta menyiapkan peralatan logistik untuk mengantisipasi dampak dari hujan. Terlebih, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Desember 2018.
"Begitu sudah hujan, tim kami tim reaksi cepat akan menyebar ke titik-titik lokasi yang terbiasa rawan banjir," kata Eko.
Eko menyebutkan, ada 25 kelurahan di lima kecamatan yang rawan banjir. Sebanyak 14 kelurahan di antaranya masuk kategori rawan tinggi. Sedangkan 11 kelurahan tergolong rawan sedang. Tujuh kelurahan di antaranya rawan banjir bandang, antara lain Sumber, Banyuanyar, Gilingan, Nusukan, Kadipiro, Mojosongo dan Jebres.
Ancaman banjir di Kecamatan Banjarsari terutama disebabkan karena limpahan daru Kabupaten Boyolali. Sedangkan ancaman banjir di empat kecamatan lainnya yakni Jebres, Pasar Kliwon, Serengan dan Laweyan merupakan dampak dari luapan Sungai Bengawan Solo dan terdampak hampir setiap tahun.
Eko menyatakan, persiapan menghadapi banjir dari sisi internal sudah tidak ada kendala. Justru kendala berasal dari sisi eksternal, khususnya pada kesadaran masyarakat.
"Kadang-kadang masih ada warga yang membuang sampah tidak pada tempatnya, sering buang di sungai," ucap Eko.
Terkait hal tersebut, Eko mengaku BPBD sudah mengadakan sosialisasi tingkat kecamatan sampai kelurahan. BPBD juga melakukan sosialisasi di sepanjang Kali Pepe dengan memasang poster untuk meningkatkan kesadaran warga agar membuang sampah pada tempatnya.