Rabu 05 Dec 2018 23:01 WIB

KKB Bunuh Pekerja di Papua, TKN: Hukum Harus Ditegakkan

TKN menyesalkan terjadinya pembunuhan terhadap pekerja proyek trans Papua.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Bayu Hermawan
 Arya Sinulingga (kiri)
Foto: Antara/Ismar Patrizki
Arya Sinulingga (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) capres-cawapres nomor urut 1 Jokowi-Ma'aruf, Arya Sinulingga menanggapi kasus pembunuhan pekerja proyek jalan Trans Papua di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, pada Ahad (2/12) kemarin yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Ia menyesalkan peristiwa yang menimpa para pekerja yang sedang membangun infrastruktur tersebut.

"Kita berduka betul, kejadian seperti ini masih ada di Indonesia. Dan kita tahu bahwa (para) pekerja ini bekerja membangun Indonesia, bekerja membangun Papua," ujarnya di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (4/12).

Lokasi bekerja yang jauh dari keluarga, lanjutnya, dan juga berada di tempat yang masih terpencil di tengah hutan tetap dilakukan oleh para pekerja itu. Ia pun menambahkan, hal tersebut menjadi tantangan pemerintah saat membangun Indonesia, khususnya dalam hal infrastruktur. Sebab, masih adanya lokasi yang sulit dijangkau karena letaknya yang terpencil.

"Hari ini kita disadarkan bahwa membangun Indonesia itu tidak mudah. Ketika Pak Jokowi mengatakan membangun infrastruktur di Papua, orang dengan mudah mengatakan itu (sudah) sejak jaman dulu," katanya.

Ia meminta kepada aparat keamanan untuk menangkap pelaku yang telah melakukan pembunuhan terhadap para pekerja itu. Sehingga hukum bisa ditegakan. Arya meyakini, Jokowi dan pemerintah akan terus berkomitmen membangun Indonesia apapun tantangannya. Ia berharap, ke depannya aparat keamanan dan kepolisian akan menjaga para pekerja yang meneruskan kembali pembangunan infrastruktur tersebut.

Ia juga menuturkan, 31 pekerja yang tewas terbunuh itu sebagai pejuang pembangunan Papua. "Mereka adalah para pejuang yang harus kita hargai. Mereka telah berjuang membuka Indonesia dari keterbelakangannya dan keterpencilannya," imbuh Arya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement