Senin 10 Dec 2018 14:40 WIB

Danrem Imbau Warga Nduga tak Terprovokasi Hasutan KKSB

Aparat TNI-Polri masih memburu pelaku pembunuhan pekerja Trans-Papua.

[ilustrasi] Prajurit TNI mengangkat peti jenazah korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang tiba di Landasan Udara Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (7/12). Sebanyak 16  jenazah korban penembakan KKB di Nduga dipulangkan dan  diserahterimakan kepada pihak keluarga.
Foto: Abriawan Abhe/Antara
[ilustrasi] Prajurit TNI mengangkat peti jenazah korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang tiba di Landasan Udara Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (7/12). Sebanyak 16 jenazah korban penembakan KKB di Nduga dipulangkan dan diserahterimakan kepada pihak keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Danrem 172/PWY Kolonel Inf J Binsiar P Sianipar mengajak warga Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, untuk tidak terprovokasi oleh hasutan kelompok-kelompok yang berseberangan dengan NKRI. Saat ini, aparat gabungan TNI-Polri masih memburu pelaku pembunuhan terhadap pekerja Trans-Papua.

"Jangan mudah terprovokasi oleh pihak-pihak maupun kelompok-kelompok yang bertentangan dengan NKRI. Kita semua harus mewaspadai jangan sampai mereka masuk ke tengah-tengah masyarakat dan mempengaruhi masyarakat," kata Kolonel Inf J Binsar P Sianipar ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Senin (10/12).

Menurut dia, ajakan tersebut disampaikan  dalam kunjungannya ke Kabupaten Nduga saat melaksanakan ibadah bersama dengan masyarakat Kampung Mbua di Gereja Kemah Injil Distrik Mbua Kabupaten Nduga, pada Ahad (9/12) pagi . Pada momentum itu, Danrem mengajak kepada seluruh komponen masyarakat di Distrik Mbua agar bersama-sama menciptakan kedamaian dan keamanan wilayah untuk menyambut dan merayakan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.

Terkait dengan penembakan belasan pekerja PT Istaka Karya yang mengerjakan jalan dan jembatan Trans-Papua, Danrem berharap ke depan kejadian seperti itu tidak terulang kembali. "Keamanan dan keselamatan para pekerja, pahlawan pembangunan di Papua bukan hanya menjadi tanggung jawab TNI/Polri saja, akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama termasuk seluruh komponen masyarakat di manapun tempat mereka bekerja," katanya.

Ia menjelaskan, secara tidak langsung itu telah menjadi tanggung jawab yang harus dilaksanakan, demi kemajuan pembangunan. "Mereka (pekerja,red) sudah meninggalkan sanak keluarga untuk dapat membangun fasilitas dalam mensejahterakan masyarakat hingga ke pelosok Papua, bukan hal yang mudah tentunya dengan banyaknya kendala yang mesti mereka hadapi hingga nyawa mereka yang menjadi taruhannya," katanya.

"Tentunya kita semua tidak mau, pembangunan oleh pemerintah berhenti di tengah jalan, hanya karena gangguan dari kelompok-kelompok bersenjata. Untuk itu mari kita bersama-sama mengawal pembangunan ini agar target pembangunan proyek infrastruktur khususnya trans papua dapat tercapai secara maksimal dan tepat waktu," katanya lagi.

Mengenai jenazah atau korban pembantaian yang belum ditemukan, Danrem menghimbau dan mengajak kepada masyarakat untuk membantu TNI/Polri dalam proses pencarian. Masyarakat diminta segera melapor jika memiliki informasi terkait jenazah korban.

"Saya juga menghimbau kepada masyarakat agar mengajak saudara-saudara kita yang berbeda pendapat untuk kembali kepada NKRI. Sebenarnya kami bukan benci mereka tapi kami benci hati dan mata mereka yang tertutup dengan dosa sehingga dapat melakukan hal-hal keji seperti itu," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement