REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Willy Aditya menanggapi santai klaim yang dikeluarkan oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi terkait elektabilitas pasangan tersebut yang saat ini selisihnya hanya tertinggal empat persen dengan Jokowi-Ma'aruf. Menurut Willy, klaim seperti itu boleh saja dilakukan.
"Namanya juga klaim, boleh saja. Tinggal ditanyakan saja kapan survei dilakukan dan bagaimana metodenya," katanya, Senin (10/12).
Willy mengatakan, apapun klaim kubu BPN tidak mempengaruhi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin. Menurutnya, TKN tengah fokus melakukan konsolidasi hingga garda paling depan, yaitu relawan TPS untuk mencapai kemenangan.
Willy juga menambahkan, sampai saat ini tim pemenangan Jokowi-Ma'aruf hanya melihat pergerakan elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres dari rilis survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei. Menurutnya, survei internal memang diperlukan. "Tapi yang objektif tentu dari lembaga-lembaga survei yang independen," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Djoko Santoso, menyebutkan secara berkala pihaknya melakukan survei internal terhadap tingkat elektabilitas capres dan cawapres yang diusungnya. Dari hasil survei tersebut juga diketahui, selisih elektabitas pasangan Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'ruf, sudah semakin menipis.
"Hasil terakhir survei internal kami, selisihnya hanya tinggal 4-6 persen," kata Djoko Santoso.
Dia menyebutkan, hasil survei yang dilakukan internal koalisinya memang sengaja tidak dipublikasikan untuk menghindari situasi politik yang tidak kondusif. Namun dia menjelaskan, hasil survei itu selalu menunjukkan tren tingkat elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi terus mengalami peningkatan.