REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang membangun jembatan sementara sebagai pengganti Jembatan Batang Kalu, Nagari Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat yang rusak akibat Sungai Batang Ulakan meluap setelah hujan lebat awal pekan ini. Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto mengatakan, kehadiran jembatan sementara berupa jembatan rangka baja tersebut diharapkan dapat membuka kembali lalu lintas Kota Padang - Bukittinggi yang sebelumnya terputus.
"Saat ini sudah dilakukan pemasangan jembatan sementara sepanjang 36 meter dengan tiap panel memiliki panjang tiga meter dan ditargetkan selesai dalam waktu 5-7 hari," katanya saat meninjau proses perakitan jembatan sementara bersama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Rabu (12/12).
Paralel dengan pembangunan jembatan sementara, Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) III Padang juga tengah menyiapkan desain jembatan permanen, penyiapan anggaran dan dokumen lelang sehingga bisa segera ditenderkan.
Biaya pembangunan jembatan permanen diperkirakan memerlukan Rp 10 miliar. Pemerintah menargetkan Februari 2019 selesai tender dan sudah mendapat pemenang lelangnya untuk segera memulai pembangunan.
"Bulan Maret akan dimulai pembangunan dan Bulan September atau Oktober 2019 jembatan permanen sudah bisa digunakan," ujar Sugiyartanto.
Guna mengantisipasi kejadian bencana, para personil di Balai telah membentuk Posko Siaga Bencana dan melakukan patroli serta menyiagakan alat berat di lokasi rawan bencana.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta agar pekerjaan permanen jembatan ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Sebab, ruas jalan dimaksud merupakan jalur paling strategis dan memiliki peranan vital bagi masyarakat Ranah Minang.
Jalan tersebut menjadi salah satu denyut perekonomian Sumbar karena merupakan jalur pariwisata ke Bukittinggi, Batusangkar, Payakumbuh, dan 50 Kota. Disamping itu juga sebagai jalur transportasi ke Provinsi Riau dan menghubungkan beberapa kabupaten kota lain, serta jalur distribusi dan logistik pangan.
"Apabila jembatan darurat sudah selesai, saya mengimbau kepada masyarakat agar jalur ini digunakan untuk perjalanan dari Kota Padang menuju Bukittinggi. Sebaliknya masyarakat dari Bukittinggi menuju Padang bisa melewati Jalan Malalak-Sicincin," ujar dia.