Kamis 13 Dec 2018 16:30 WIB

Wiranto Ingatkan Aparat Keamanan Setia ke Pimpinan

Jika ada anggota TNI terlibat akan ditindak.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
Pemasangan garis polisi di depan kantor Mapolsek, Ciracas, Jakarta Timur
Foto: Republika TV/Pina Darayani
Pemasangan garis polisi di depan kantor Mapolsek, Ciracas, Jakarta Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, mengingatkan seluruh aparat keamanan untuk setia dan tunduk pada perintah atasan. Di mana, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian terus menyebut TNI-Polri harus bersinergi untuk menjaga keamanan nasional.

"Jangan sampai antaraparat kita, aparat keamanan itu bermasalah. Negeri ini bisa aman kalau aparat kemananan kita menyatu," ujar Wiranto di Jakarta, Kamis (13/12).

Ia menyebutkan, Panglima TNI dan Kapolri sudah menyatakan, keterpaduan antara TNI-Polri dalam me jaga keamanan nasional akan membuahkan stabilitas nasional. Menurut Wiranto, hal itu merupakan perintah dari orang tertinggi TNI dan Polri, perintah yang harus dilaksanakan oleh para bawahannya.

"Tribata, sapta marga semua prajurit mengisyarakatkan bahwa setia dan tunduk kepada perintah atasan," tuturnya.

Karena itu, ia mengatakan, jika ada suatu kejadian yang kemudian diduga ada oknum dari kedua institusi tersebut yang tidak menaati perintah tersebut, maka oknum tersebut bisa disebut tidak setia pada perintah atasannya. Menurut Wiranto, oknum tersebut sebaiknya ditindak tegas.

"Saya pernah di sana dan itu bisa kita laksanakan. Jangan sampai hal-hal kecil seperti itu mengakibatkan institusi yang besar ini, yang menjaga keamanan nasional, bisa terganggu ya," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya, Kolonel Inf Kristomei Sianturi memastikan pihaknya akan melakukan tindakan apabila ada prajurit Kodam Jaya yang terlibat dalam kejadian perusakan Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur. Penindakan tersebut akan dilakukan sesuai dengan aturan dan perundang-undangan yang berlaku.

"Saya sudah terima arahan dari bapak Pangdam, dan bila memang ada anggota Kodam Jaya yang terlibat pasti akan kita proses sesuai aturan dan hukum yang berlaku", ujar Kristomei saat dikonfirmasi, Rabu (12/12).

Kristomei menuturkan, Kodam Jaya tetap menghormati proses penyelidikan yang sedang dilakukan saat ini. Ia pun mengimbau agar semua pihak dapat menahan diri hingga permasalahan dapat teratasi dengan menemukan akar persoalannya.

"Kami meminta siapa pun tidak cepat menarik kesimpulan bahwa sekelompok orang yang menyerang Mapolsek Ciracas adalah anggota TNI," katanya

Ia juga menyebutkan, pihak TNI menyebut akan terus berkoordinasi dengan Polri untuk mengungkap permasalahan yang terjadi di Ciracas, Jakarta Timur. Ia enggan menyebut kejadian pengeroyokan anggota TNI dan pembakaran Mapolsek Ciracas berkaitan sebelum penyelidikan selesai dilakukan.

"Jadi kita serahkan kepada pihak kepolisian dulu untuk menyelidikinya. Terlalu cepat kita mengambil kesimpulan bahwa kedua kejadian itu berhubungan," ungkap Kristomei.

Saat ini, kata dia, tahap penyelidikan oleh kepolisian masih berlangsung. Salah satu yang diselidiki adalah keterkaitan antara persoalan pengeroyokan anggota TNI oleh tukang parkir di wilayah Ciracas dengan perusakan Mapolsek Ciracas. Ia juga menyebutkan, pihak TNI akan terus berkoordinasi dengan Polri untuk mengungkap permasalahan tersebut bersama-sama.

"Jelas kita berkoordinasi antara TNI-Polri untuk bersama-sama mengungkap pernasalahan ini apakah ada keterkaitannya," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement