REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Edy Soeparno, mengungkapkan adanya temuan data pemilih ganda hingga ratusan kali. Temuan ini mendasari permintaan dibukanya akses nomor induk kependudukan (NIK) pemilih yang ada dalam DPT Pemilu 2019.
"Kami harus mengetahui secara jelas apabila ada duplikasi data pemilih. Jika memang ada daftar pemilih yang masih perlu diverifikasi secara akurat bisa dilihat dengan dari NIK yang secara keseluruhan. Sampai tadi pun disampaikan ada duplikasi (data pemilih ganda) sampai 102 kali. Jadi nama yang sama itu keluar 102 kali," ujar Edy kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (13/12) malam.
Kegandaan ini ditemukan setelah BPN meneliti daftar pemilih secara detail. Pengecekan tersebut antara lain menggunakan elemen administrasi kependudukan, salah satunya NIK.
"Kalau memang masih ada anomali soal hal seperti itu, maka saya pikir memang dibutuhkan waktu dan kesempatan untuk sama-sama membuka data itu secara riil. Kami pun sudah menyerahkan data ganda hasil temuan kami kepada KPU. Saya kira seperti itu yang diinginkan BPN," lanjut Edy.
Lebih lanjut Edy menyampaikan hasil rekapitulasi DPT Pemilu yang telah diperbaiki hingga saat ini. Tercatat ada lebih dari 190 ribu pemilih yang masuk ke DPT hasil perbaikan tahap kedua.
Menurut penuturan KPU, kata Edy, sebanyak 188 juta dari data tersebut merupakan pemilih di dalam negeri. Sementara itu, sekitar dua juta dari jumlah itu adalah data pemilih luar negeri.