REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengakui jika di penghujung tahun 2017 hingga awal 2018, merupakan waktu yang berat bagi partainya. Namun, ia mengatakan Golkar mampu bertahan dari badai dan prahara yang menerpa.
"Di tengah badai, kita memang oleng dan bergoyang sedikit, tetapi kita tidak patah dan kita tidak tumbang. Kader-kader Partai Golkar bertahan bagai pelaut ulung tetap berdiri tegak," ujar Airlangga di acara silaturahmi akhir tahun Partai Golkar yang dihadiri Wapres Jusuf Kalla, di Jakarta, Kamis malam.
Airlangga mengatakan harus diakui dengan jujur bahwa tahun lalu dan tahun ini bukanlah sebuah kurun waktu yang mudah bagi Golkar. Badai dan prahara yang menerpa, menurutnya seperti puting beliung yang dahsyat. Airlangga mengatakan jika badai serupa menerpa partai lain, maka mungkin partai lain akan tumbang.
"Kalau badai semacam itu melanda partai lainnya, mungkin mereka akan tumbang, patah, dan barangkali hanya akan tersisa menjadi partai nol koma. Tapi Partai Golkar ternyata partai yang tangguh, dengan akar yang menancap dalam," jelasnya.
Airlangga menegaskan Golkar bukanlah partai kemarin sore, sehingga mampu bertahan menghadapi badai prahara. "Dan saya juga bersyukur, bahkan merasa sangat bangga, bahwa kader-kader Partai Golkar ternyata begitu bersemangat untuk bangkit kembali dan merebut kejayaan partai," ujarnya.