REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, mengatakan, secara umum kondisi menjelang pemilu dan kondisi politik nasional mulai memanas. Hal itu ia sebut bukan disebabkan oleh para kontestan, melainkan oleh para pendukungnya.
"Masing-masing pengikut dan pendukung salah satu calon kontestan yang saling mendukung dengan berbagai cara yang kadang cara pendukung tersebut di luar batas dan bersinggungan dengan hukum yang mengakibatkan suasana menjadi panas," jelas Wiranti dalam keterangan persnya, Jumat (21/12).
Situasi tersebut, kata Wiranto, haruslah diredam agar tidak timbul konflik dan membuat masyarakat merasa terancam. Selain itu, hal yang tak kalah penting ialah TNI, Polri, dan ASN harus netral.
"Sehingga pemilu yang jujur dan adil dapat terwujud manakala institusi pemerintah bersikap netral," kata Menko Polhukam Wiranto.
Dari sisi keamanan, ia menjelaskan, Indonesia selama empat tahun pembangunan, telah menduduki posisi sebagai negara paling aman peringkat kesembilan di dunia. Indonesia juga termasuk negara tujuan investasi nomor dua setelah Filipina. Hal itu menunjukkan, Indonesia itu aman.
"Sehingga apabila negara-negara investor berinvestasi menanamkan modal di Indonesia, maka dipastikan akan berhasil," jelasnya.
Ia menambahkan, Indonesia juga didapuk sebagai negara dengan tingkat kepercayaan publik kepada pemerintah nomor satu di dunia dan bersaing ketat dengan negara Swiss. Meskipun poin kedua negara sama, tetapi Swiss penduduknya kecil, negaranya kecil, problemnya sedikit sedangkan Indonesia negaranya luas, problemnya bermacam-macam.
"Oleh karena itu sebagai bangsa Indonesia kita wajib merawat dan memeliharanya," mantan Panglima ABRI itu.