REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada makna tersendiri dari istilah yang digunakan sebagai judul film Kuldesak. Sutradara Rizal Mantovani yang menyarankan kata serapan dari frasa Bahasa Katalan cul-de-sac yang berarti jalan buntu tersebut kepada tiga rekannya.
"Semangatnya adalah bahwa kami semua saat itu merasa menghadapi jalan buntu dengan berbagai macam aturan yang mengekang," kata Rizal mengenang betapa sulitnya berkarya membuat film pada masa pemerintahan Orde Baru.
Sutradara yang pertama kali melakukan pengambilan gambar untuk film Kuldesak adalah Riri Riza pada Desember 1995, disusul Nan Achnas pada 1996. Mira Lesmana melanjutkan di tahun 1997 dan Rizal Mantovani merampungkannya pada akhir 1997.
Rizal diajak bergabung menggarap karya kolaborasi Kuldesak oleh Mira, Riri, dan Nan. Ketiganya terkesan dengan sederet karya video musik Rizal yang naratif, menganggapnya sangat cocok menyutradarai film panjang.
Semula Rizal enggan, sebab dia tidak yakin dirinya mampu. Tetapi, semangat dari tiga rekannya membuat Rizal memantapkan diri. Dia merasa gerakan 'keras kepala berkarya' yang positif itu sangat penting, dan terbukti menular.
Menurut Nan Achnas, kehadiran Kuldesak di masa itu sangat mendesak. Sebab, vakumnya dunia perfilman adalah hal berbahaya dalam aspek budaya. Artinya, masyarakat Indonesia tidak melihat dirinya sendiri pada layar. Tidak ada proses refleksi terhadap karya seni yang seharusnya berjalan secara alami.
Refleksi 20 tahun Kuldesak diharapkan Nan menggelorakan semangat sineas muda di masa sekarang. Hal itu mengingat, film Kuldesak dahulu berawal dari obsesi empat pemuda yang marah dengan keadaan dan ngotot membuat film meski hampir mustahil.
"Sesuai dengan dialog salah satu tokoh, 'saya cuma mau bikin film'," ungkap sineas perempuan yang menyutradarai film Pasir Berbisik itu.