Rabu 26 Dec 2018 17:16 WIB

Dradjad: Surat Goenawan Mohamad dkk tidak Objektif

Beberapa pendiri PAN meminta Amien Rais mundur dari PAN.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andri Saubani
Dradjad Wibowo
Foto: Ist
Dradjad Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo membuat Surat Terbuka kepada lima pendiri PAN yang meminta Amien Rais mundur dari kepengurusan PAN. Lima orang itu adalah Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohamad, Toeti Heraty, dan Zumrotin.

Dalam surat terbuka itu, Dradjad mengawali dengan pernyataan bahwa ia sangat menghormati dan berterima kasih kepada para pendiri PAN. "Namun sesuai prinsip-prinsip yang beliau-beliau sebutkan, sebagai junior saya wajib bersuara," tutur dia kepada Republika.co.id, Rabu (26/12).

Dradjad mengatakan, surat permintaan pengunduran diri kepada Amien Rais itu tidak objektif karena tidak sesuai fakta. Contohnya, Amien Rais dituduh sering melakukan manuver politik yang tidak sejalan dengan prinsip PAN. Prinsip keempat dan kelima, yakni tentang keterbukaan, inklusif, persamaan hak dan kewajiban warga negara.

"Kita lihat kasus Bara Hasibuan, putra pak Albert Hasibuan. Dalam Pileg 2014 menurut rekap KPU Sulut, jumlah suara Bara adalah 17.672 suara. Bara tidak lolos ke Senayan. Yang terpilih adalah Yasti Soepredjo Mokoagow dengan suara 112.758, yang lalu dikoreksi menjadi 103.801 suara," jelas dia.

Dradjad melanjutkan, karena Yasti mundur untuk menjadi Bupati Bolmong, Bara menggantikannya sebagai anggota DPR. Yasti beragama Islam, sebagian besar pemilihnya adalah saudara-saudara se-Muslim dari Kabupaten Bolmong. Bara beragama Kristen, tetapi hanya belasan ribu saudara-saudara Kristiani Sulut yang memilihnya.

Faktanya, papar Dradjad, pergantian Yasti ke Bara mulus-mulus saja di PAN. Tidak ada isu agama apa pun. Padahal, kursi Bara itu berasal dari puluhan ribu bahkan mungkin lebih 100 ribu suara Muslim. Amien Rais dan Zulkifli Hasan pun sangat mendukung.

"Jika pak Amien dan PAN tidak inklusif, tidak terbuka, tidak menghormati persamaan hak warga negara dan hak anggota PAN, apa mungkin pergantian ini mulus? Kurang inklusif bagaimana pak Amien dan PAN?," katanya.

Menurut Dradjad, jika melihat empat tuduhan pertama terhadap Amien, maka dapat diyakini surat itu tidak lepas dari dukungan Amien dan PAN ke pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, bukan ke Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Terus apa pak Amien tidak boleh mendukung Prabowo? Apakah salah jika Rakernas PAN 2018 mendukung Prabowo? Bukankan itu hak warga negara yang ada di PAN? Jika ada pengaruh kuat pak Amien dalam Rakernas, mengapa beliau berlima pengaruhnya tidak kuat juga di dalam PAN? Mengapa beliau berlima tidak menyuarakan aspirasi dalam Rakernas?" terang Dradjad.

Kemudian, Dradjad juga mempertanyakan bukti empiris dari manuver Amien yang disebut destruktif bagi partai berlambang matahari itu. Sebab faktanya, dalam Pileg 2014, kursi dan suara PAN naik. Itu tidak lepas dari kerja Hatta Rajasa sebagai ketua umum saat itu, semua kader dan tentu manuver politik Amien.

Soal tuntutan mundur, menurut Drajad, posisi dan peran Amien itu selalu "jelas dan tuntas" dalam Kongres, forum tertinggi PAN. "Apakah bapak/ibu berlima hendak mengajari juniornya untuk tidak taat kepada keputusan Kongres? Sebagai penutup, mohon maaf sekali atas kekritisan saya," kata Drajad.

Sebelumnya, pendiri PAN meminta Amien Rais mundur dari kepengurusan PAN dan kiprah politik praktis PAN sehari-hari. Hal itu tertuang dalam surat terbuka para pendiri PAN atas nama Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohamad, Toeti Heraty, dan Zumrotin yang dirilis tertanggal Rabu (26/12).

Dalam surat terbuka tersebut, mereka menilai selama ini Amien Rais seringkali melakukan kiprah dan manuver politik yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip PAN. "Sudah saatnya Saudara mengundurkan diri dari kiprah politik praktis sehari-hari, menyerahkan PAN sepenuhnya ke tangan generasi penerus," tulis para pendiri dalam surat terbuka yang telah dikonfirmasi langsung kepada Goenawan Mohamad tersebut, Rabu (26/12).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement