Jumat 28 Dec 2018 22:40 WIB

Selama 2018, BMKG Catat 11.577 Aktivitas Gempa

Aktivitas gempa di Indonesia selama tahun ini didominasi gempa dangkal.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah nelayan yang juga korban gempa dan tsunami beraktivitas di pantai Teluk Palu, Kampung Lere, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (14/12/2018).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sejumlah nelayan yang juga korban gempa dan tsunami beraktivitas di pantai Teluk Palu, Kampung Lere, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (14/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat selama 2018 sebanyak 11.577 kali aktivitas gempa dalam berbagai magnitudo dan kedalaman di wilayah Indonesia. Sementara pada 2017 jumlah aktivitas gempa yang terjadi hanya 6.929 kali. 

"Artinya, selama 2018 telah terjadi peningkatan jumlah aktivitas gempa yang drastis di Indonesia, yaitu 4.648 kejadian gempa tektonik," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (28/12).

Ia menyebutkan, selama 2018, aktivitas gempa di Indonesia didominasi gempa dangkal kurang dari 60 km yang terjadi 9585 kali. Selanjutnya gempa kedalaman menengah antara 61-300 km terjadi 1856 kali. Sedangkan gempa hiposenter dalam di atas 300 km hanya terjadi 136 kali. 

Ia menjelaskan, tingginya aktivitas gempa bumi di Indonesia selama 2018 tersebut disebabkan karena adanya beberapa gempa kuat dan diikuti rangkaian gempa susulan yang banyak. 

Selain itu, adanya aktivitas gempa swarm di Mamasa, Sulawesi Barat juga memberikan tambahan jumlah gempa yang sangat signifikan. Oleh karena itu jika dikumulatifkan, seluruh aktivitas gempa yang terjadi di Indonesia pada 2018 menjadi jumlah yang sangat besar.

Ia menambahkan, selama 2018, di Indonesia terjadi gempa merusak sebanyak 23 kali. Berdasarkan data, dari 23 gempa merusak tersebut, sebanyak 19 gempa merusak dipicu aktivitas sesar aktif. Hanya empat gempa yang dipicu aktivitas subduksi lempeng. Jumlah gempa yang merusak tersebut meningkat dibandingkan 2017 yaitu 19 kali 

Terkait dengan peringatan dini, ia mengungkapkan, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tsunami sebanyak dua kali. Peringatan dini tsunami yang pertama adalah gempa Lombok 5 Agustus 2018 dengan magnitudo M=7,0 dengan status ancaman waspada dengan ketinggian tsunami kurang dari 50 cm. 

Kedua, peringatan dini tsunami gempa Donggala-Palu pada 28 Sep 2018 dengan magnitudo M=7,5. Status ancaman Siaga dengan tinggi ancaman tsunami 0,5 hingga 3 meter. “Kedua peringatan dini tsunami ini benar-benar terbukti terjadi tsunami,” kata dia.    

Berikut rincian daftar gempa berdasarkan magnitudo pada 2018 : 

  • Gempa Kecil (magnitudo kurang dari 4,0)          : 9.081 kali.
  • Gempa Ringan (magnitudo antara 4,1 - 5,0)      : 2.273 kali.
  • Gempa Menengah (magnitudo antara 5,1 - 6,0) : 210 kali. 
  • Gempa Kuat (magnitudo antara 6,1 - 7,0)         : 12 kali. 
  • Gempa Besar (magnitudo antara 7,1 - 8.0)        : 1 kali, yaitu Gempa Palu 28 September 2018 (M=7,5). 
  • Gempa Dahsyat (kekuatan antara 8,1 - 9,0)      : nihil

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement