REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Ratusan ton sampah yang menumpuk di Kali Pisang Batu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi akan digunakan untuk pembuatan lahan uruk di wilayah Desa Setia Asih. Langkah itu dinilai sebagai solusi terbaik untuk mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus mengurangi beban tempat pembuangan sampah akhir.
Kepala Desa Setia Asih, Siti Qomariah, mengatakan, sejak pengangkutan yang dilakukan sejak Sabtu (5/1) pekan lalu, sampah terus diangkut menuju Setia Asih. “Setia Asih adalah bagian dari Tarumajaya. Jadi ini kita gunakan saja untuk lahan uruk dan nanti akan ditutup oleh tanah merah. Nantinya sebagian akan dipakai untuk membangun pasar rakyat,” kata Siti di tepi Kali Pisang Batu, Selasa (8/1).
Hanya saja, kata Siti, dapat dipastikan tidak semua sampah yang ada di Kali Pisang Batu bisa tertampung. Mengingat volume sampah yang sangat besar. Di satu sisi, kata Siti, luas lahan urug yang tengah dipersiapkan juga kurang dari satu hektar. Hingga pengangkutan hari keempat, Siti menilai lahan urug yang ia siapkan masih bisa menampung sampah Kali Pisang Batu.
Siti pun menegaskan, jika lahan sudah penuh, maka Setia Asih tidak akan lagi menerima sampah dari Kali Pisang Batu. “Tentu yang kita terima hanya untuk lahan urug. Saya juga tidak mau asal menampung karena pasti akan jadi kumuh. Makanya kita lihat dulu berapa yang ketampung,” tutur Siti.
Sebagai Kepala Desa, ia mengakui masih banyak masyarakat yang kerap membuang sampah ke kali, termasuk Kali Pisang Batu. “Kita sudah capek juga. Hampir setiap malam kita jaga tetap saja ada yang buang,” katanya.
Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi mengangkut sampah yang menumpuk di Kali Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Ahad (6/1).
Hulu Kali Pisang Batu yang tengah menjadi sorotan itu sejatinya berasal dari Kelurahan Pejuang, Kota Bekasi. Aliran air kemudian mengalir melintasi Desa Setia Asih, Setia Mulya, Pahlawan Setia, Pantai Makmur, hingga Segara Makmur di Utara Jawa Barat. Aliran Kali Pisang Batu kemudian bermuara ke Banjir Kanal Timur (BKT) yang terus mengalir hingga laut Pantura.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, Dodi Agus Suprianto memastikan, pengangkutan sampah di Kali Pisang Batu akan terus dilakukan hingga selesai. Pihaknya mengerakan 16 truk sampah, dua escavator, serta lebih dari 60 petugas kebersihan.
Dodi menjelaskan, petugas dan armada mulai bekerja sejak pukul 08.00 WIB hingga menjelang maghrib. Ia pun berharap ada peran serta masyarakat sekitar untuk ikut membantu petugas membersihkan seluruh sampah. “Kita usahakan semaksimal mungkin, tapi lihat saja bisa jadi sampah datang lagi dari hulu. Tinggal menunggu air hujan saja untuk mengalir,” ujarnya.