REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dapur umum mandiri disiapkan untuk memenuhi kebutuhan makanan para korban bencana tsunami yang masih bertahan di pengungsian di Kabupaten Pandeglang, Banten, setelah berakhirnya masa tanggap darurat pascatsunami 22 Desember 2018. Namun di beberapa Tagana masih melayani pengungsi setempat dan kebutuhan makan mereka didukung dapur umum mandiri yaitu dapur umum yang dikelola sendiri oleh masyarakat.
"Masa tanggap darurat sudah berakhir di Pandeglang. Jadi Tagana maupun dapur umum dari Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat dan daerah lainnya sudah kembali ke daerahnya masing-masing," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Rabu (9/1).
Sementara stok bantuan saat ini masih mencukupi dan bisa memenuhi kebutuhan para pengungsi yaitu korban tsunami yang benar-benar terdampak seperti kehilangan rumah, atau tempat tinggalnya rusak berat. Harry mengatakan saat ini sebanyak 6.000 jiwa pengungsi masih tinggal dan perlu segera disiapkan hunian sementara (huntara).
"Saat ini sedang dikaji daerah-daerah yang memungkinkan dibangun huntara, kurang lebih ada 1.530 keluarga yang mendesak untuk disiapkankan huntara," kata dia.
Ia mengatakan masa tanggap darurat di Pandeglang, salah satu daerah terparah terdampak tsunami, berakhir Jumat (4/1). Ini diikuti dengan periode transisi darurat menuju peralihan selama dua bulan dari 6 Januari 2019 hingga 6 Maret 2019.
Sementara daerah lainnya yang juga mengalami dampak paling parah yaitu Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung masa tanggap darurat bencana diperpanjang dua minggu dari 6 Januari 2019 hingga 19 Januari 2019. Tsunami Selat Sunda hingga, Sabtu (5/1), tercatat menyebabkan 437 orang meninggal dunia, 9.061 orang terluka, 10 orang hilang dan 16.198 orang mengungsi.
Di Kabupaten Pandeglang bencana tersebut menyebabkan 296 orang meninggal dunia, tiga orang hilang, dan 7.972 orang mengungsi. Selain itu tsunami mengakibatkan 1.071 rumah rusak berat dan rusak sedang, dan 457 rumah rusak ringan di wilayah tersebut.
Sedangkan di Lampung Selatan, tsunami menyebabkan 120 orang meninggal dunia, 8.304 orang luka, dan 6.999 orang mengungsi. Terjangan tsunami juga menyebabkan 543 rumah rusak berat, 70 rumah rusak sedang dan 97 rumah rusak ringan di kabupaten tersebut.