REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyambut positif Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memerintahan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk menemukan pelaku teror terhadap dua pimpinannya. KPK berharap tidak ada lagi serangan-serangan atau teror terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pemberantasan korupsi.
"Saya kira itu positif sehingga kita tunggu dalam waktu dekat bagaimana perkembangan penanganannya," kata juru bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Kamis (10/1).
Febri melanjutkan, pelaku tersebut diharapkan bisa ditemukan sehingga pembicaraan-pembicaraan terkait hal ini benar-benar didasarkan oleh fakta-fakta yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum. KPK pun mengharapkan agar tidak ada lagi upaya serangan-serangan atau teror yang dilakukan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pemberantasan korupsi.
"Tidak hanya KPK, tetapi juga bisa penegak hukum lain atau juga masyarakat sipil. Bahkan, kita juga sering mendengar ada jurnalis yang mengungkap kasus korupsi yang juga menjadi sasaran," ujarnya.
Febri mengatakan, teror-teror seperti itu diharapkan juga bisa diungkap dan ditemukan pelakunya sehingga bisa mencegah adanya hal-hal yang sama terulang kembali ke depan. "Kalau pelaku tidak ditemukan, akan sangat riskan muncul pemikiran dari publik bahwa pelaku tidak ditemukan. Maka, akan mungkin ada pelaku-pelaku atau teror-teror berikutnya. Kami harap tidak terjadi," ujar Febri.
Sebelumnya, Presiden meminta Kapolri menindak dan menyelesaikan kasus teror terhadap pimpinan KPK. "Saya rasa tidak ada toleransi untuk itu. Kejar dan cari pelakunya!" kata Presiden Jokowi usai meninjau stok bahan pokok, terutama beras di Gudang Perum Bulog Divre DKI Jakarta, kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara, Kamis.
Presiden Jokowi sudah memerintahkan Kapolri untuk menindak dan menyelesaikan kasus itu. Kepala Negara menegaskan bahwa kasus itu harus diselesaikan karena sudah menyangkut intimidasi terhadap aparat penegak hukum.
Pada hari Rabu (9/1), rumah Ketua KPK Agus Rahardjo menjadi sasaran teror fake bomb. Di rumah Agus yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, polisi menemukan barang bukti berupa pipa paralon, detonator, sekring, kabel warna kuning, paku ukuran 7 sentimeter, serbuk putih, baterai, dan tas.
Sementara itu, rumah Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif, Jalan Kalibata Selatan, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, dilempar dua bom molotov oleh orang tak dikenal, salah satu bom sempat merusak teras bagian atas rumah Laode. Penemuan bom itu terjadi pada hari Rabu (9/1) sekitar pukul 05.30 WIB.