REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengoperasionalkan secara perdana satu unit bus angkutan pelajar. Bus ini adalah bantuan dari Kementerian Perhubungan tahun anggaran 2018, Kamis (10/1). "Trayeknya Sekolah Menengah Pertama Negeri 3, SMPN 1, SMPN 18, SMPN 2 dan SMPN 4 Kota Bekasi," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi.
Seremonial peluncuran bus tersebut dikemudikan secara langsung oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dengan mengangkut puluhan siswa pada Kamis pagi. Langkah ini diambil sebagai solusi atas kebijakan larangan siswa membawa kendaraan ke sekolah. "Untuk sementara baru ada satu unit armada bus sekolah. Ke depan, jumlahnya akan terus ditambah," katanya.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, meresmikan sekaligus mengemudi Bus Sekolah, Kamis (10/1) pagi. Bus Sekolah Kota Bekasi ini baru berjumlah satu unit yang merupakan hibah dari Kementerian Perhubungan.
Wali Kota Bekasi mengantar langsung para siswa pada bus berkapasitas tampung 21 orang itu menuju sejumlah sekolah. Rahmat mengatakan, bus sekolah itu merupakan bagian dari paket bantuan 20 bus tiga perempat yang diserahkan sejak Desember 2018 di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat.
Bus Sekolah ini, kata Rahmat, sengaja diluncurkan guna menjawab keresahan para orang tua murid terkait larangan pelajar membawa kendaraan ke sekolah. Untuk itu diberikan fasilitas para siswa untuk menuju ke sekolah.
"Zaman saya, sekolah itu masih jalan kaki. Saat ini Alhamdulillah, pada hari ini Pemerintah Kota Bekasi luncurkan bus sekolah. Ini merupakan jawaban terkait larangan pelajar membawa kendaraan ke sekolah," katanya.
Rahmat mengatakan, kebijakan itu juga sekaligus memfasilitasi komitmen kota layak anak. "Tentunya dengan adanya bus sekolah ini para siswa bisa terhindar dari hal-hal yang membahayakan," katanya.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, meresmikan sekaligus mengemudi Bus Sekolah, Kamis (10/1) pagi. Bus Sekolah Kota Bekasi ini baru berjumlah satu unit yang merupakan hibah dari Kementerian Perhubungan.
Rahmat menargetkan tambahan sekitar enam unit armada bus sekolah pada tahun berikutnya. "Ke depan jumlahnya bisa bertambah seiring dengan minat siswa menggunakan bus pemerintah tersebut tinggi. Tak hanya itu, trayeknya juga akan ditambah," katanya.
Skala prioritas penambahan bus sekolah akan menyasar sejumlah sekolah yang hingga kini belum terfasilitasi angkutan umum. "Terutama, wilayah yang tidak ada akses kendaraan umum. Dengan adanya bus sekolah ini para pelajar tak lagi membawa kendaraan ke sekolah," katanya.