Sabtu 12 Jan 2019 21:30 WIB

Curah Hujan Tinggi, Warga Cisolok Diminta Waspada Longsor

Dwikorita juga mengimbau agar daerah rawan longsor tidak dijadikan area pemukiman.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Friska Yolanda
Petugas SAR gabungan bergotong royong berusaha mengeluarkan jenazah korban longsor yang tertimbun material tanah di Desa Sirnaresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (5/1/2019).
Foto: Antara/Nurul Ramadhan
Petugas SAR gabungan bergotong royong berusaha mengeluarkan jenazah korban longsor yang tertimbun material tanah di Desa Sirnaresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (5/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Dusun Cimapag, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat untuk waspada terhadap potensi kemungkinan longsoran susulan. Peringatan ini menyusul masih tingginya intensitas curah hujan di wilayah tersebut. 

“Dengan kondisi curah hujan seperti sekarang, maka besar kemungkinan adanya longsor susulan. Sebaiknya masyarakat tetap waspada dan menjauhi daerah-daerah yang rawan longsor. Terlebih daerah ini memiliki kemiringan lereng yang terjal,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Cisolok, Sukabumi, seperti dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/1).

Dwikorita mengungkapkan,  Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah memetakan wilayah rentan longsor, sementara BMKG bertugas memberikan peringatan dini terkait informasi curah hujan dan cuaca ekstrem kepada BPBD setempat. Dengan demikian, ia menambahkan, diharapkan pemerintah daerah dapat lebih tanggap dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di wilayahnya. 

“Dalam peta tersebut, wilayah ini (Cisolok) termasuk zona menengah dan tinggi untuk pergerakan tanah. Artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal,” ujarnya.

Dwikorita juga mengimbau agar daerah rawan longsor tidak dijadikan area pemukiman warga. Namun sebaliknya agar dijadikan kawasan lindung. Menurutnya relokasi menjadi pilihan tepat bagi warga setempat agar kejadian tersebut tidak lagi terulang. 

Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita bersama Kepala Badan Nasional Perlindungan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan Kepala PVMBG Kasbani melalukan penanaman tanaman vetifer (akar wangi). Tanaman tersebut bermanfaat untuk memperlambat dan menyebarkan limpasan air, mengurangi erosi tanah, mempertahankan kelembaban tanah dan memerangkap sedimen serta zat-zat kimia pertanian.

Seperti diketahui, bencana tanah longsor menerjang Dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 31 Desember 2018 lalu. Sebanyak 29 rumah tertimbun material longsor. Akibat bencana tersebut 32 orang ditemukan meninggal dunia, satu orang dinyatakan hilang, 64 orang berhasil selamat, dan tiga orang cedera. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement