REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok Muhammad SAW yang penuh sikap teladan ini pun menginspirasi dunia. Caranya memerintah dengan penuh pengabdian dan sikapnya sebagai negarawan yang patut dipercaya membuat para tokoh dunia menghormatinya meski mereka bukan Muslim.
Syafii Antonio dalam bukunya Ensiklopedia Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager menuliskan masyarakat Madinah merupakan komunitas yang kompleks dan heterogen. Di kalangan Muslim sendiri ada kaum Muhajirin dan Anshar. Bahkan, tidak sedikit juga yang munafik di bawah pimpinan Abdullah Ibn Ubay Ibn Salul.
Di kalangan non-Muslim ada yang menganut Paganisme, Nasrani, dan Yahudi. Kaum paganismne memiliki rajanya sendiri, yaitu Ka’ab Ibn Ashraf. Yahudi pun bersuku-suku, seperti Bani Nadhir, Bani Quraidzah, dan Bani Qunaiqa. “Dengan piawai Rasulullah SAW menciptakan keharmonisan dari berbagai perbedaan masyarakat di Madinah,” katanya.
Muhammad juga sukses menjalin hubungan diplomasi dengan pemimpin regional Jazirah Arab. Hanya dalam waktu satu dekade, Muhammad bisa mengubah wajah Madinah menjadi sebuah kota yang lebih tertata. Sikap Muhammad yang bisa memimpin umatnya dan menjadi sosok negarawan yang sukses, menuai banyak pujian.
Salah satu bentuk penghargaan dunia tersebut, yakni saat Mahkamah Agung Amerika Serikat (Supreme Court) memberikan pengakuan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai satu dari 18 penggagas hukum terbesar sepanjang sejarah bersama Hammurabi, Julius Caesar, Justianian, dan Charlemagne.