REPUBLIKA.CO.ID, Tak mudah memilih dan memilah jodoh bagi seorang lelaki. Kisah yang diceritakan Imam Ibnu Habib berikut ini, mengisahkan tentang tiga kategori wanita yang bisa dijadikan refleksi dalam upaya pencarian pasangan hidup.
Mengutip buku berjudul Semua Ada Saatnya karangan Syekh Mahmud Al-Mishri yang iterjemahkan Ustaz Abdul Somad, konon ada seorang laki-laki yang bersumpah untuk tidak menikah sebelum ia mendapatkan saran dari seratus orang.
Pemuda tersebut sejatinya bersikeras tidak menikah karena alasan trauma pada perempuan. Bahkan, dia menyatakan tidak akan menikah sebelum mendapatkan saran dari 100 orang. Pemuda itu pun telah melalui perjalanan panjang sehingga berhasil bertanya kepada 99 orang yang ditemuinya selama di perjalanan.
Suatu saat pemuda tersebut berpapasan dengan pria yang membuat rantai dari tulang belulang dan menghitamkan wajahnya, seraya melakukan hal yang aneh seperti menaiki rotan seolah-olah rotan tersebut adalah seekor kuda.
Meski terlihat seperti orang yang tidak waras, namun pemuda yang hendak mencari orang terakhir untuk ditanyai perihal penting atau tidaknya pernikahan itu pun menghampirinya.
Laki-laki itu mengucapkan salam padanya seraya berkata, “Aku ingin berkata kepadamu tentang suatu masalah, tolong dijawab,” kata si pemuda.
Pria itu menjawab, “Tanyalah apa yang ingin kau tanyakan, akan tetapi jangan tanyakan sesuatu yang tidak penting.” Laki-laki termuda di antara keduanya itu pun menjelaskan keadaannya kepada pria di hadapannya.
“Aku seorang laki-laki yang telah menemui banyak masalah dengan perempuan. Aku telah memutuskan bahwa aku tidak akan menikah hingga aku meminta saran kepada seratus orang, dan engkau adalah orang yang keseratus. Apa pendapatmu?” ujar si pemuda.
Pria di hadapannya pun menjawab, “Ketahuilah bahwa perempuan itu terbagi menjadi tiga golongan. Pertama adalah wanita yang baik untukmu. Kedua, perempuan yang tidak baik untukmu, dan terakhir adalah perempuan yang tidak baik untukmu dan tidak pula baik terhadapmu.”
Dia menjelaskan, definisi perempuan yang baik untukmu adalah perempuan yang cantik dan lembut, tak ada laki-laki lain yang mengenalnya sebelum engkau. Jika perempuan itu melihat sesuatu yang menyenangkan, dia akan memuji dan jika dia melihat sesuatu yang tidak menyenangkan, dia akan menutupinya.
“Adapun perempuan yang tidak baik untukmu adalah perempuan yang melahirkan anak bukan darimu, lalu merampas hartamu kemudian diserahkan kepada anaknya. Dia tidak akan berterima kasih padamu meskipun engkau telah berbuat banyak baginya. Sedangkan kriteria perempuan yang tidak baik untukmu dan tidak pula berbuat bagi padamu, adalah perempuan yang telah menikah dengan laki-laki lain sebelum denganmu. Jika dia melihat sesuatu yang menyenangkan, dia akan berkata “Ini yang aku sukai,” tapi jika ia melihat sesuatu yang tidak menyenangkan, dia akan berkata “Aku rindu suamiku yang pertama.”
“Inilah beberapa kriteria perempuan, aku menjelaskannya kepadamu agar engkau mengerti,” ujar pria itu pada sang pemuda.
“Jika engkau ingin menikah, pilihlah dari para perempuan itu. Namun jika tidak mampu, jangan lakukan,” lanjut pria itu.
Si pemuda terdiam seraya mencerna perkataan pria di hadapannya, yang jika dilihat dari penampilannya menyerupai orang yang kurang waras. Namun nyatanya jawaban pria tersebut, menurut dia adalah jawaban terbaik dari 99 orang ditanyainya sebelumnya.
“Demi Allah, siapa engkau?” Tanya si pemuda. Lelaki keseratus itu menjawab, “Bukankah aku telah menetapkan syarat padamu agar jangan bertanya tentang sesuatu yang tidak penting?!” jawab laki-laki itu seraya pergi meninggalkan si pemuda.