REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ilham Saputra menegaskan tidak ada surat suara yang dicetak di China. Seluruh surat suara untuk kebutuhan Pemilu 2019 dicetak di Indonesia.
"Kami tegaskan tidak ada surat suara yang dicetak di China. Semua dicetak di Indonesia," ujar Ilham dalam konferensi pers di Gedung Percetakan Gramedia, Palmerah, Jakarta Barat, Ahad (20/1).
Ilham melanjutkan, KPU secara resmi memulai pencetakan perdana surat suara untuk Pemilu 2019 pada Ahad. Pelaksanaan pencetakan ini dilakukan secara serentak di tiga tempat, yakni Jakarta, Surabaya dan Makassar.
Menurut Ilham, ada enam perusahaan yang sudah disepakati memproduksi surat suara pemilu. "Enam perusahaan ini secara masing-masing memiliki konsorsium (kumpulan perusahaan) yang bersama-sama melakukan produksi surat suara," tutur Ilham.
Berikut ini data enam perusahaan produsen surat suara beserta dengan jumlah surat suara yang diproduksi :
1. PT Aksara Grafika Pratama (DKI Jakarta)
68.176.374 lembar surat suara (7,25 persen).
2. PT Balai Pustaka (DKI Jakarta)
139.894.529 lembar surat suara (14,88 persen).
3. PT Temprina Media Grafika (Jawa Timur)
255.019.544 lembar surat suara (27,13 persen).
4. PT Gramedia (DKI Jakarta)
292.019.984 lembar surat suara (31,07 persen).
5. PT Adi Perkasa Makassar (Sulawesi Selatan)
77.054.270 lembar surat suara (8,20 persen).
6. PT Puri Panca Pujibangun (Jawa Timur)
107.714.950 lembar surat suara (11,46 persen).
Total cetak enam perusahaan :
939.879.651 lembar surat suara (100 persen).